Kata melihat Allah ini telah membumi di kalangan para
ulama-ulama,bahkan sampai pada kalangan umum.yang jadi pertanyaan
“benarkah Allah dapat di lihat???”
Sebelum menjawab judul di atas, alangkah baiknya
menjawab pertanyaan berikut, “Mungkinkah Allah dapat dilihat dalam
kehidupan dunia ini?” Jawabannya, “Mungkin.” Mengapa? Sebab tidak
mungkin Nabiyyullah Musa akan meminta kepada Allah permintaan untuk
dapat melihatNya, bila hal itu suatu kemustahilan. Meskipun kemudian
Allah menjawab, Musa tidak akan melihatNya (di dunia).
Allah berfirman mengisahkan permintaan Musa tersebut dan jawabanNya,
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Rabb telah berfirman (langsung
kepadanya), berkatalah Musa,”Ya Rabbku, nampakkanlah (diri Engkau)
kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Rabb berfirman,”Kamu
sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu, tapi lihatlah ke bukit
itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu
dapat melihatKu.” Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan.
Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata,”Maha Suci Engkau, aku
bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-tama beriman” (QS Al
A’raf : 143).
Segi pendalilan ayat di atas tentang kemungkinan Allah dapat dilihat di dunia ini, antara lain ialah :
Pertama. Mustahil bagi Musa -seorang Rasul Allah dan orang yang paling ‘alim pada zamannya- meminta sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Pertama. Mustahil bagi Musa -seorang Rasul Allah dan orang yang paling ‘alim pada zamannya- meminta sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Kedua. Allah tidak mengingkari permintaan Musa (yaitu permintaan agar Allah menampakkan diri kepadanya). Allah hanya menjawab,
Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu
Jawaban yang menunjukkan tentang kemungkinan Allah dapat dilihat,
namun Musa tidak akan sanggup melihatNya. Allah tidak menjawab,
“Saya tidak bisa dilihat”.
Lebih ekstrim lagi dan untuk mempertegas bahwa islam bukanlah umatnya
nabi Musa as,islam adalah umat Nabi Muhammad SAW yang bisa Miraj kepada
Allah.sehingga di saat Nabiyullah Muhammad SAW turun ke bumi setelah
Miraj,para sahabat bertanya kepada beliau “jika engkau bisa Miraj wahai
Rasulullah,nah bagaimanakah dengan umatmu?”Rasulullah Menjawab “Sholat
Mirajnya Orang Mu’min”.
Jadi jelas bahwa umatnya nabi Muhammad SAW bisa Miraj yakni di waktu
sholat.Jika ada yang mengatakan bahwa Allah itu tidak bisa di lihat maka
batalah penglihatan dia.PAdahal Allah telah memproklamirkan diri-Nya
dalam quran bahkan di perkuat oleh hadist-hadist. Firaman Allah
“Makajabbal Fu’adu Mar’a” (tidak berdusta hati mereka melihat
Tuhannya”.Imam Ibnu Al Qayyim juga menukil pernyataan Syeikhul Islam
Ibnu Taimiyah , “Perkataan Ibnu Abbas , bahwa Nabi melihatNya.”
Begitu pula perkataannya, “Nabi melihatNya dengan mata hatinya”,
tidak bertentangan dengan ini (Nabi tidak melihatNya dengan mata
kepala).
Apa sebenarnya yang di lihat Nabi Muhammad SAW di
waktu Isra Mi’raj?jawabannya adalah CAHAYA.terdapat riwayat shahih,
diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya, sesungguhnya Abu Dzar
pernah bertanya kepada Rasulullah . Beliau menjawab,
Hanya cahaya. Bagaimana mungkin aku dapat melihat Allah?. [13]
Jadi yang beliau lihat hanyalah cahaya yang menghalangi antara dirinya dengan Allah .
Untuk mengungkap CAHAYA yang di lihat dan cara mirajnya Rasulullah mungkin ini adalah Rujukannya Klilik DISINI
Disini di kupas tuntas rahasia ketuhanan yang telah
dikubur 500 tahun yang lalu.Ilmu ketuhanan ini di kubur di karenakan
jika membicarakannya hukumannya adalah MATI.Maka jangan heran di jaman
Rasulullah SAW banyak para sahabat MATI dalam menyebarkan kalimat LAILAHAILALLAH.
Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar