Cari Blog Ini

KEHARUSAN MELALUI MURSYID ADALAH KEBIASAAN

1. Keharusan melalui seorang guru adalah kebiasaan saja. Tarikan Tuhan adalah lebih bernilai.
Al Arif Billah Maulana Syekh Muhammad bin ahmad Al Jauhar Rahmatullah ‘Alaihi mengatakan ” Perpegangan yang teguh kepada Allah adalah suatu keharusan untuk tetap mengikuti dan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya. Bukanlah suatu keharusan, bahwa untuk sampai kepada Allah harus dengan Washitho/perantaraan guru, sebagai umumnya disangka oleh sementara kalangan shufi. Tentang washithoh guru itu hanyalah sekedar kebiasaan saja. Allah sampaikan seseorang hambanya kepada-Nya, atas kehendak-Nya sendiri, dengan beberapa macam tarikan ( jadzabaat)
Sebagian dari cara tarikan Tuhan untuk menyampaikan seorang hamba kepadaNya antara lain adalah dengan cara “membaca sholawat” sedapat dapatnya 10.000 kali tiap malam dengan Lafzh sholawat sebagai berikut :
” Allahumma sholli ‘Alaa Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi Wa’Alaa Aalihi Washohbihi Wa Sallim “
Artinya : ” Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan terhadap Nabi Muhammad yang ummiy, dan terhadap keluarga serta sahabat beliau “
Demikian pendapat Syekh Malawy rahmatullah ‘alaihi. Selajutnya Syekh JAUHARY mengemukakan : “Siapa siapa yang mengamalkan apa apa yang tercantum dalam risalah ini, Insya Allah akan mendapat “jizbah” dengan segera dari Tuhannya. Nilai jizbah itu jauh lebih tinggi dari pada amalan Jin dan Manusia, sebagaimana sabda Nabi kita Muhammad s.a.w :
” Jadzabatun Min Jadzabaatil Haqqi Laa Tuwaazi ‘Amalast-staqalaini “
Artinya : ” Satu tarikan dari beberapa tarikan Tuhan, tidak akan dapat disamakan dengan amalan amalan Jin dan Manusia “
Catatan : 
Memang benar bahwa keharusan melalui guru dalam menuntut Ilmu Tasawwuf adalah kebiasaan, Tetapi dalam banyak hal, ungkapan ungkapan dan rumus serta isyarat didalam ilmu itu banyak sekali yang harus dimengerti. Apabila dipelajari sendiri melalui kitab-kitab tasawwuf, pasti akan bertemu dengan rumus dan isyarat. Tanpa guru banyak kemungkinannya salah pengertian yang akibatnya malah akan menyesatkan. Guru bukanlah seseorang yang pasti bisa mengantar muridnya untuk sampai kepada Allah, sama sekali tidak, Guru hanyalah sekedar menunjukkan jalan, memberi pengertian dan pemahaman. Namun semua itu adalah tergantung seluruhnya pada kehendak Allah sendiri. Abalagi bila sampai kepada pengertian hakiki tentang makrifat ialah ” Allah sendiri yang memperkenalkan diriNya”.

Ditulis Oleh : Unknown // 20.10
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.