Banyak pendapat dan pertentangan pendapat tentang Hakikat Nur Muhammad yang akan menjadi topik bahasan dalam Kajian Hakikat Tauhid ini. Perbedaan pendapat itu pada umumnya terdapat pada kisaran tentang Penciptaan Nur Muhammad dan Awal Muhammad. Masing-masing pendapat berusaha untuk menampilkan dan menyandarkan pendapatnya kepada ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadist
serta penjelasan-penjelasan yang logis dan ilmiah untuk mendukung
kebenaran pendapat mereka. Mungkin saya, atau anda termasuk salah satu
diantara mereka
Masing-masing pihak berusaha untuk membantah pendapat yang lainnya. Bahkan ada diantaranya yang menyatakan bahwa hadist-hadist yang disampaikan sebagai dasar dari pendapat yang berseberangan dengan pendapatnya adalah hadist lemah bahkan hadist palsu dan sebagainya. Sehingga pada akhirnya hanya pendapat dia sajalah yang paling benar.
Mengenai hal tersebut, saya lebih tertarik dengan pernyataan yang disampaikan oleh Ibnu Hajar yang menyatakan bahwa, setiap
pendapat yang berusaha menjelaskan suatu urusan tentang agama yang
tidak mempunyai penjelasan yang tegas, pada umumnya hanya berupa
penafsiaran yang berusaha untuk menyelaraskan maksud dan pemahamannya
dengan apa yang dimaksud oleh Allah swt. Sedangkan
yang dimaksud oleh Allah swt bisa jadi adalah demikian atau sama sekali
bukan demikian, kebenaran yang sesungguhnya adalah milik Allah swt
Sedangkan tentang saling kalim bahwa hadist yang disampaikan satu pihak oleh pihak yang lain adalah hadist lemah atau hadist palsu. Saya berpendapat bahwa, sesuai dengan konsep dasar pembelajaran ilmu hadist,
dalam perkembangannya memang terdapat bebarapa hadist yang sebelumnya
dinyatakan sahih ternyata belakangan ditemukan lemah sanadnya atau
bahkan ternyata bukan hadist. Namun dengan pemahaman bahwa apabila
satu hadist yang sebelumnya dianggap lemah tenyata diriwayatkan oleh
banyak orang dengan jalan yang berbeda, bisa jadi hadist tersebut adalah
sahih. Karena tidak mungkin atau kecil sekali kemungkinannya banyak
orang berbohong pada masalah yang sama pada saat yang bersamaan.
Tapi apabila dicermati kedua pendapat yang yang saling bertolak belakang tentang keberadaan Nur Muhammad tersedari pemahaman wahabi
yang memang pada awal keberadaan fahamnya menolak setiap pendapat
diluar dari pendapatnya sendiri. Sedangkan pendapat yang lain, selain
pendapat dari faham wahabi atau dari kalangan Ahlu Sunnah Wal Jamaah cendrung hanya mempersoalkan tentang penciptaan mana yang lebih dahulu diciptakan antara Kalam dan Nur Muhammad. Sehingga keberadaan Nur Muhammad tersebut sebetulnya sudah disepakati.
Perlu juga disampaikan dalam kajian awal pada category Hakikat Nur Muhammad ini, bahwa Nur Muhammad yang dibahas bukan Nabi Muhammad saw yang dilahirkan di Makkah dan wafatnya di Medinah, Ayahnya bernama Abdullah dan Ibunya bernama Aminah, tetapi Nur Muhammad yang dimaksud dalam Kajian Hakikat Tauhid ini adalah sesuatu
yang diciptakan Allah swt yang akan membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan
yang tidak ada Tuhan selain Dia yang berhak untuk disembah.
Secara logika dapat digambarkan bahwa tidaklah bisa dikatakan sesorang itu sebagai seorang guru apabila dia tidak mempunyai murid atau tidak ada orang yang belajar kepadanya, dan tidaklah bisa dikatakan bahwa sesorang itu pemimpin kalau tidak ada rakyat yang dipimpinnya. Tentunya tidaklah dikatakan Allah swt itu sebagai Tuhan, apabila tidak ada makhluk yang menyembahnya dan yang menyembah itulah yang dikatakan sebagai Nur Muhammad. ( Insya Allah akan dibahas lebih lanjut )
Dengan pemahaman itu, maka sudah jelas bahwa yang pertama sekali
diciptakan Allah swt sebagai Tuhan adalah Nur Muhammad, karena tanpa Nur
Muhammad itu Allah swt belum menjadi Tuhan, karena belum ada yang
menyembah-Nya. Setelah ada yang menyembah, barulah Allah swt menciptakan
kalam untuk berkata-kata karena tidak mungkin Allah swt berkata-kata
sendirian. Setelah memahami konsep sederhana yang disampikan diatas,
barulah kita bisa melanjutkan kajian tentang apa dan siapa Nur Muhammad
itu dan bagaimana proses penciptaannya dan hubungannya dengan makhluk
yang lain yang diciptakan Allah swt sesudahnya.
0 komentar:
Posting Komentar