Cari Blog Ini

KISAH NABI HARUN AS



Nabi Musa termasuk keturunan bani Israil. Dengan demikian ia masih keturunan nabi Ya'kub. Sebab dari nabi Ya'kublah Bani Israil tumbuh dengan pesatnya. la lahir sebelum nabi Isa dilahirkan. Beberapa ulama mengatakan bahwa nabi Musa dilahirkan mempunyai jarak waktu 1700 tahun dengan nabi Isa.
Nabi Musa dilahirkan pada daerah yang subur. Sebab di sana terdapat lembah sungai Nil. Lembah itu masih dalam wilayah Mesir. Masyarakat (bani) Israil mendiami tempat itu karena mereka tidak tahan dengan penindasan yang dilakukan oleh raja Fir'aun. Dalam beberapa waktu lamanya bani Israil merasakan kedamaian dan ketenangan. Namun hal itu tidak sampai berlangsung lama sebab daerah itu sudah diketahui pemerintah Mesir.

Meskipun demikian mereka masih diperbolehkan untuk mengolah tanah pertanian dan sebagai imbalannya mereka harus mengirim upeti pada raja Fir'aun.

Kedamaian ini tidak berlangsung lama, sebab raja Fir'aun memerintahkan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan dari seorang ibu bani Israil.

1. Mimpi Raja Fir'aun dan Pembunuhan Bayi Laki-laki
Ketika nabi Musa masih berada dalam kandungan ibunya, raja Fir'aun bermimpi negeri Mesir terbakar habis. Semula ia tidak menghiraukan mimpinya. Namun hal itu berulang-ulang hingga beberapa malam. Dari sinilah raja Fir'aun selalu merenung memikirkan arti impian itu. Namun ia tidak menemukan jawabannya.
Karena pikirannya selalu tertuju pada impian itu, maka ia memanggil ahli nujum.

" Aku minta bantuan kalian untuk memecahkan arti impianku yang selama ini selalu hadir dalam tidur, "kata raja Fir'aun membuka pembicaraan.

" Telah beberapa hari ini aku bermimpi ada anak kecil yang membakar negeri Mesir sampai habis. Anak itu laki-laki, "kata raja Fir'aun meneruskan pembicaraannya.

" Tolonglah untuk memecahkan arti mimpi itu, "katanya sejurus kemudian. Setelah itu suasana persidangan kembali sepi. Para ahli nujum tampak berpikir keras. Ada yang memejamkan matanya ada pula yang menundukkan wajah.

" Ampun baginda, jika menurut ramalan hamba memang negeri ini akan terbakar habis dan paduka digulingkan dari kursi kerajaan oleh keturunan dari bani Israil, "kata ahli nujum itu menjawab. Semua yang mendengar penuturan itu menghela napas lega. Sebab jawaban itu hampir sama dengan jawaban para ahli nujum lainnya.

" Bagaimana menurut anggapan kalian. Apakah ucapan kawanmu itu benar ? "tanya raja Fir'aun kepada ahli nujum lainnya. Mereka hanya menganggukkan kepalanya saja pertanda setuju dengan ramalan tadi.
Berangkat dari penuturan itulah, akhirnya raja Fir'aun menyuruh semua prajuritnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang dilahirkan dari bangsa Israil. Dengan demikian dapat kita bayangkan bagaimana bayi laki-laki pada waktu itu. Semuanya dibunuh sesuai dengan peraturan raja Fir'aun.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Raja Fir'aun terhadap bayi laki-laki itu bertujuan utnuk mencegah adanya kudeta kelak. la sangat takut jika turun dari kursi kejayaan. Untuk itulah ia mengumumkan akan membunuh bayi laki-laki yang dilahirkan oleh seorang ibu bani Israil.

Dengan adanya peraturan itu, tentu saja kedamaian bani Israil terganggu. Setiap hari selalu lerdengar ratapnya seorang ibu yang melihat anaknya dibunuh oleh prajurit Fir'aun. Jika orang tuanya melawan akan dibunuh pula. Hal ini berlangsung hingga lama.

Kekejaman Fir'aun sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Qoshsosh ayat 4: 
Artinya:
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang dimuka bumi dan menjadikan penduduknya terpecah belah, dengan menindas segolongan dan mereka, menyembelih anak laki-iaki dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan. (Qoshsosh: 4)

Kekejaman Fir'aun tidak berhenti sampai disitu saja.la mengadu domba antara golongan masyarakat satu dengan yang lainnya. Sehingga timbullah perselisihan. Hal ini dilakukan karena Fir'aun sangat takut dengan penggulingan tahtanya. la berpikiran jika rakyatnya sudah terpecah belah, maka tidak ada kekuatan untuk melawan dirinya. Sungguh tipu daya yang baik sekali. Namun tipu daya itu tidak selamanya jaya, sebab kelak kerajaannya akan hancur. Dan yang menghancurkan kekuasaannya adalah keturunan bani Israil. Dialah Musa As.

Raja Fir'aun tidak berani menghadapi kenyataan sebab ia sudah berdosa pada bani Israil sebelum penyembelihan bayi laki-laki. Fir'aun telah memusuhi bani Israil sebelumnya sehingga mereka hidup di wilayah terpencil

2. Pembuangan Bayi Musa
Di saat terjadi penganiayaan dan penyembelihan terhadap semua bayi laki-laki dari bani Israil, lahirlah Musa dari rahim seorang wanita.lbunya sangat cemas pada keselamatan bayi itu. la tidak tega jika para prajurit menyembelih anaknya yang tampan dan molek itu.

Untunglah ia melahirkan pada malam hari, sehingga para prajurit tidak mengetahui kelahiran tersebut. Sungguh Allah akan melindungi umat pilihan-Nya. Begitu pula dengan kelahiran nabi Musa. Semua prajurit tidak menyangka bahwa di daerah bani Israil masih ada orang yang melahirkan bayi laki-laki.

Meskipun demikian ibu Musa sangat cemas dan takut. la cemas dengan keselamatan anaknya. Dan ia takut jika anaknya sampai diketahui prajurit. Tentu mereka akan membinasakan bayi nabi Musa.

Sebelum prajurit mengetahui kelahiran Musa di saat itu pula Allah menghendaki lain. Allah memerinntahkan ibu Musa untuk menghanyutkan anaknya di sungai Nil. Semula ibunya ragu. namun demi keselamatan mereka bersama, akhirnya ia merelakan juga.

Nabi Musa yang masih bayi itu dihanyutkan dan dimasukkan dalam peti. Ibunya menatap peti itu dengan berurai air mata.

" Jika Allah menghendaki kelak pasti kita akan bertemu. "demikian kata wanita itu. la yakin Allah akan melindungi anaknya.

Peti berisi bayi Musa itu hanyut dan mengikuti aliran sungai Nil sampai di belakang istana. Kebetulan istri Fir'aun sedang mandi di sungai Nil. la sangat heran begitu melihat sebuah peti terapung di atas air. Semakjn lama peti itu semakin mendekati dirinya. Kemudian peti itu diambil dan dibukanya. Betapa terkejutnya ia begitu melihat isi peti itu. Ternyata dalam peti ada seorang bayi laki-laki elok rupanya.

Istri Fir'aun segera menggendongnya. la sangat senang kepada bayi itu sebab selama ini dia belum dikaruniai anak. Bayi itupun dibawa pulang ke istana dan ditunjukkan pada Fir'aun.

" Baginda, hamba mendapatkan seorang bayi yang molek dan hamba berniat untuk mengambilnya sebagai anak angkat, kata isterinya dengan suka cita. Sebentar-sebentar diciumnya kening bayi itu.

Semula Fir'aun tidak mau menerima bayi itu sebagai anaknya. la berprasangka bahwa bayi itu yang kelak akan menghancurkan kerajaannya. Namun setelah isterinya bersikeras, maka Fir'aun pula mengabulkan juga.
Ketika bayi itu lapar, maka terdengarlah tangisnya. Semula istri Fir'aun memberikan air susunya, namun bayi Musa tidak mau mengisap. la tetap menangis. Karena kebingungan, akhirnya istri Fir'aun mencari seseorang yang mau menyusui anak angkatnya. Semua wanita mencoba memberikan air susunya, namun bayi nabi Musa tetap menolaknya.

Ibu nabi Musa mendengar bahwa bayinya tidak mau diteteki wanita manapun. Dan ia mendengar bahwa bayinya telah dipelihara dalam istana. Semula ia khawatirakan keselamatan anaknya. Namun kekhawatirannya itupun sirna, sebab semuanya diserahkan pada Allah.

Akhirnya datanglah ibu Nabi Musa ke istana. la menyamar sebagai wanita inang. Ia tetap menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya.

Sungguh besar kekuasaan Tuhan. Akhirnya ibu dan anak itu dipertemukan lagi. Setelah ibunya memberikan air susunya, barulah nabi Musa terdiam. Semua wanita yang hadir dan yang telah mencoba menyusui bayi nabi Musa merasa heran. Meskipun demikian mereka tidak berani mengatakan yang bukan-bukan di hadapan permaisuri.

Karena bayi Musa lebih cocok dengan air susu ibunya, maka permaisuri menyuruhnya tinggal dalam istana. Dengan demikian nabi Musa dibesarkan ibunya sendiri dengan mendapatkan bayaran dari raja Fir'aun.
Berangsur-angsur kecurigaan Fir'aun itu lenyap terlupakan. la menyayangi anak angkatnya (nabi Musa) dengan sepenuh hati. Sebab ia tidak mendapatkan anak sama sekali setelah sekian lama berumah tangga. Menurut sebuah riwayat istri Fir'aun bernama Siti Aisyah…
  Kian hari bayi Musa kian dewasa. Ibunya sendiri yang mengasuh hingga ia jadi besar. Setiap hari ibunya memberi tahu, bahwa Musa bukan anak Fir'aun yang sebenarnya.
" Wahai Musa, kau bukanlah anak Fir'aun. Margamu adalah bani Israil dan aku adalah ibumu yang sebenarnya, "kata ibu nabi Musa memberi keterangan. la berusaha meyakinkan anaknya.

" Jika memang demikian, apakah ibu adalah isteri ayahanda, "tanya nabi Musa kepada ibunya.

" Ibumu ini bukan istri Fir'aun. Kamu kupelihara sampai saat ini tidak ada yang mengetahui asal usulmu. Jika mereka mengetahui dirimu yang sebenarnya, maka kau akan dibunuh, "kata ibunya menjelaskan dengan suara berbisik.

Coba terangkan padaku. Bagaimana aku berada disini sedangkan Fir'aun bukan ayahku yang sebenarnya. Dan jika mereka mengetahui asat-usulku, maka akan membunuhku. Apa yang telah terjadi, "tanya nabi Musa dengan suara yang ditahan.

Kemudian ibunya menerangkan kejadian yang sebenarnya. Nabi Musa mendengarkan cerita ibunya dengan seksama. Kadangkala kelihatan wajahnya merah padam mendengar penuturan itu.

" Jadi Fir'aun yang selama ini kukira ayahku hendak membunuhku juga hanya ramalan ahli nujum, "katanya kemudian.

" Betul anakku. Jika kau tidak kuhanyutkan di sungai Nil tentu prajurit akan menyembelih seperti yang telah dilakukan pada semua bayi laki-iaki, "kata ibunya menerangkan.

Karena sejak kecil ia berkumpul dengan ibunya, maka semua rahasia yang disembunyikan Fir'aun diketahui. Hal ini membuat sakit hatinya. Namun untuk berbuat sesuatu ia tidak berani.

Setelah dewasa, nabi Musa masih dalam ruang lingkup istana Fir'aun. Raja Fir'aun telah melupakan kejadian belasan tahun yang silam. la menganggap nabi Musa sebagai anaknya sendiri.

Pada suatu ketika disaat nabi Musa berjalan-jalan di kota raja, ia melihat dua orang sedang bertengkar. Satu diantara orang itu dari bani Israil. Sedangkan yang satu golongan Fir'aun. Merasa kaumnya ditindas seperti Itu, maka darah mudanya menggelegak dan meninju orang itu. Tidak disangka tangan nabi Musa dapat membunuh orang itu hanya sekali pukul. Sedangkan golongan bani Israil melarikan diri.

Kejadian itu disaksikan oleh khalayak ramai. Karena pembicaraan orang-orang yang melihat peristiwa itu tidak dapat dihentikan akhirnya sampai juga di telinga Fir'aun. Mendengar kaumnya dibunuh oleh anak angkatnya, maka kemarahannya pun memuncak. Dipanggil isterinya dan dimarahi sebab anak yang diasuh sejak kecil telah membunuh kaumnya. Secara tidak langsung nabi Musa menghina ayah angkatnya, itu pikirnya.

Karena seharian nabi Musa tidak muncul, maka Fir'aun menyuruh semua pengawal dan algojonya mencari pemuda itu. Ternyata nabi Musa telah melarikan diri dan sudah meninggalkan istana. Nabi Musa melangkah tanpa tujuan pasti, sebab sejak kecil ia tidak pernah bertualang. Untuk itulah ia memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan keselamatan.

Allah menuntun kaki nabi Musa hingga sampai di sebuah telaga negeri Madyan. la melihat sekelompok manusia sedang mengambil air dengan cara berebutan. Tampak disana dua orang perempuan yang tidak berebut. Mereka hanya melihat saja.

Nabi Musa mendatangi dua perempuan itu sambil menanyakan sebab musabab mereka tidak mau berebut air. Kedua orang perempuan itu menjelaskan bahwa dirinya tidaklah begitu kuat untuk menerobos kaum laki-laki. Kemudian mereka menerangkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Karena kasihan melihat kedua perempuan itu, akhirnya nabi Musa membantunya untuk mengambilkan air. Betapa kuatnya ia, sebab orang-orang yang sedang berebut semuanya minggir begitu nabi Musa menerobos disela-sela mereka.

Kedua perempuan itu berterima kasih kepada nabi Musa. Kemudian mereka menanyakan asal usulnya. Kedua perempuan itu mendengarkan cerita nabi Musa dengan seksama. Karena merasa kasihan padanya, akhirnya kedua perempuan itu mengajak untuk mampir ke rumahnya.

" Anak muda, kata putriku kaulah yang menolong mereka, "tanya nabi Syu'aib. Ternyata kedua perempuan itu adalah anak nabi Syu'aib. Nabi Musa mengiyakan dengan menganggukan kepalanya.

" Ketahuilah aku adalah Syu'aib dan Allah telah mengangkatku sebagai nabi, "kata nabi Syu'aib memperkenalkan dirinya.

" Saya bernama Musa, dan merupakan orang pelarian. Sebab pengawal-pengawal Fir'aun akan membunuhku dikarenakan aku telah membunuh kaumnya, "kata nabi Musa menjelaskan. Nabi Syu'aib menanyakan sebab musababnya sehingga terjadi pembunuhan itu. Nabi Musa menceritakan dengan sebenarnya. Tahulah sudah bahwa nabi Musa berada dalam golongan benar. Nabi Syu'aib juga mengetahui tanda-tanda kenabian pada diri Musa.

Dengan diam-diam salah seorang anak nabi Syu'aib berdoa pada Allah.

" Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku !" doa salah satu putri nabi Syu'aib.

Allah mengabulkan doanya. Sebab nabi Musa tidak dapat menolak disaat putri itu meminta ayahnya agar membiarkan ia menjadi gembala ternaknya. Setelah beberapa bulan berlalu, maka nabi Musa sendiri yang meminang putri nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib pun merestui. Sebagai mas kawinnya adalah Musa harus bekerja padanya selama delapan tahun. Nabi Musa pun menuruti perintah ayah mertuanya.

Setelah delapan tahun ia bekerja disana maka perkawinan dilaksanakan. Tiada pesta yang menandai perkawinan mereka. Seusai meresmikan pernikahan, nabi Musa ingin sekali menjenguk ibunya di Mesir, Hal itu diutarakan pada mertuanya.

Permintaan nabi Musa dikabulkan mertuanya, sebab mereka sama-sama menyadari bahwa keduanya menjadi utusan Allah. Namun sebelum berangkat nabi Syu'aib memberikan tongkat untuk dijadikan senjata nabi Musa.

Nabi Musa bersama isterinya berjalan dengan sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh tentara Mesir. Mereka lebih senang berjalan pada malam hari. Karena pada saat seperti itu tentara Mesir tidak akan mengetahui kedatangannya.

Suatu ketika, tatkala nabi Musa berjalan dengan isterinya seperti biasa, ia melihat ada percikan api dikejauhan. Nabi Musa berniat untuk mengambilnya dan hendak dijadikan penerang jalan. Semakin dekat ia mendatangi api itu berasal dari rumah penduduk setempat. Betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa api itu pada pohon dan kayunya tidak terbakar sedikitpun.

Di saat itu pula nabi Musa mendengar wahyu Allah : " Aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. Sembahlah Tuhan Allah. Tiada Tuhan selain Dia, "begitulah wahyu itu turun. Allah juga menyuruh nabi Musa memasukkan tangannya kedalam api itu. Nabi Musa menuriti perintah itu. Api itu merupakan mukjizat tersendiri baginya. Sebab dari api itu ia akan berani menghadapi siapapun juga. Termasuk Fir'aun.
Kemudian ia kembali pada istrinya dan menceritakannya peristiwa itu. Istrinya hanya tercengang keheranan mendengar cerita nabi Musa. Merekapun lalu berangkat menuju kota raja.

3. Harun Sepupu Musa Diangkat Menjadi Nabi dan Rasul
Sebelum kisah nabi Musa kita teruskan, ada baiknya kita mengetahui cerita nabi Harun secara singkat. Sebab kedua nabi itu tidak dapat dipisahkan kisahnya. Secara kebetulan pula hidup secara bersama. yaitu pada masa kerajaan Fir'aun.

Ketika nabi Musa melakukan pembunuhan dan melarikan diri, Harun tidak tahu persoalannya, sehingga ia selamat dari kekejaman raja yang dzolim itu. Dengan demikian ia bisa hidup bebas di negeri Mesir. Karena pergaulannya di negeri itu maka setiap hari ia selalu menggunakan bahasa Mesir sehingga ia sangat fasikh.
Peristiwa pengangkatannya menjadi nabi ini semula karena nabi Musa mendapat wahyu dan menerima mukjizat. la (nabi Musa) meminta agar Allah menjadikan saudaranya itu seorang nabi pula. Hal ini disebabkan kurang pandai jika menghadapi Fir'aun.

" Ya Allah, jadikanlah saudaraku Harun sebagai pesuruh Mu,… 
sebab ia fasih dan tegas. Selain itu agar ada orang yang membenarkan kenabianku, "nabi Musa berdoa dengan mengangkat tangannya.. Doa itu dikabulkan oleh Allah. Dengan demikian Harun yang masih saudara sepupu nabi Musa juga menjadi seorang nabi dan Rasul.
4. Dialog Nabi Musa Dengan Fir'aun.
Dengan berbekal mukjizat yang telah diberikan Allah dan diterima saudaranya (Harun) yang mengikuti setiap langkahnya akhirnya mereka memberanikan diri menghadap Fir'aun, Semula para prajurit hendak menangkap beliau, namun hal itu tidak sampai terjadi sebab nabi Musa dan Harun mendapat perlindungan dari Allah.

Akhirnya tibalah mereka di istana Fir'aun. Mereka mengharapkan agar Fir'aun mau menerimanya kembali dan mau mengikuti ajarannya. la mengharapkan demikian karena mereka sudah lama berpisah dan nabi Musa mengira Fir'aun telah insyaf.

Betapa murkanya Fir'aun ketika melihat kedatangan nabi Musa dan Harun ke Istana Mesir.

" Sungguh bagus sekali kau datang menyerahkan dirimu. Aku sudah lama menunggu saat-saat seperti ini, karena aku tidak lagi membuang-buang tenagaku mencarimu, "kata Fir'aun kepada kedua nabi itu dengan berdiri sambil bertolak pinggang.

" Ketahuilah wahai baginda, sesungguhnya aku datang bermaksud mengajak berdamai. Dan aku mengharapkan kalian mau mengikuiti ajaranku. Akan kutunjukkan jalan kebenaran, "kata nabi Harun yang mewakili nabi Musa.

" Apa yang baru saja kau ucapkan kepadaku, hai anak tidak tahu balas budi. Aku akan berdamai dan menuruti semua ajaranmu. Sungguh gila jika aku mengikutimu, "kata Fir'aun naik pitam.

" Apa yang kau andalkan sehingga berani berkata demikian dihadapanku, "tambahnya.

" Aku dan saudaraku adalah pesuruh Allah. Hanya Dia yang patut disembah. Aku diberi mukjizat oleh Allah, "kata nabi Musa dan nabi Harun hampir bersamaan.

" Aku adalah tuhan bagi seluruh rakyat Mesir, termasuk kalian. Tidak tahukah kau selama ini ? "tanya Fir'aun dengan congkaknya. la Sudah berani menyebut dirinya tuhan.

Betapa terkejutnya nabi Musa dan Nabi Harun mendengar ucapan Fir'aun. Mereka tidak menyangka jika Fir'aun berani menganggap dirinya demikian.

" Sungguh kau berdosa besar sebab mengakui dirimu Allah, "kata nabi Musa dengan suara datar.

" Apa yang bisa kau lakukan jika kau benar-benar Tuhan ? "tanya Harun menimpali.

" Aku bisa menyuruh tukang sihir untuk membuat sesuatu sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun. Kemudian ia menyuruh nabi Musa dan nabi Harun untuk menemuinya besok di alun-alun.

Akhirnya kedua nabi itu melayani tantangan Fir'aun. Semalaman mereka tidak dapat tidur, mereka meminta pada Al­lah kemenangan dan mereka berdoa dan shalat agar Allah merestuinya.

Keesokkan harinya di alun-alun sudah penuh sesak rakyat yang hendak menonton pertandingan antara tukang sihir Fir'aun dengan nabi Musa. Mereka ingin melihat bukti yang dibawa nabi Musa.

" Wahai Musa, kini aku akan menunjukkan padamu berdua bahwa aku bisa berbuat apa saja sesuai dengan kehendakku, "kata Fir'aun, sambil mengisyaratkan agar tukang sihir menunjukkan kebolehannya.

Setelah menyembah sebentar, para tukang sihir itu pun saling melemparkan tali porlon ke tengah alun-alun. Sungguh ajaib, dalam waktu singkat tali-tali itu berubah menjadi ular kecil yang ribuan jumlahnya. Ular-ular sihiran itu mendekati nabi Musa yang tengah berdiri di hadapan khalayak ramai.

" Bismilahirrohmanirrahim, "kata nabi Musa dalam hati. Sesudah menyebut nama Allah nabi Musa melemparkan tongkat yang dipegangnya. Tongkat itu sekonyong-konyong menjadi ular besar dan memakan ular-ular sihiran. Dalam waktu sekejab semua ular sihiran habis ditelannya.

Melihat hal ini beberapa tukang sihir terperangah sebab selama hidupnya belum ada orang yang dapat menandingi keahliannya. Namun kali ini seorang pemuda telah menunjukkan kebolehannya bahkan keahliannya di atas mereka. Dengan serta merta tukang sihir itu mengakui kenabian Musa dan Harun. Kemudian ingin menjadi pengikutnya. Nabi Musa senang sekali mendengar penuturan tukang sihir-sihir itu.

Begitu melihat ular sihiran itu habis dan tukang sihir banyak yang mengikuti Musa membuat Fir'aun berang. Dengan demikian kesombongannya telah berakhir. Apa lagi ia sudah tidak bisa membuktikan ucapannya yang pernah dikatakan pada kedua nabi itu.

Meskipun demikian ia tidak mau mengakui kekalahannya. la berusaha untuk mempermalukan nabi Musa di hadapan rakyatnya. Dengan mata melotot ia rnemanggil kedua nabi itu.

" Meskipun kau menang dalam pertandingan ini jangan harap aku akan tunduk pada kalian. Kaulah yang harus tunduk kepadaku, sebab aku adalah tuhan yang harus kau sembah ! "kata Fir'aun kepada nabi Musa dan nabi Harun. la tidak mau mengikuti ajaran nabi Musa. Bahkan ia masih menganggap dirinya tuhan yang harus disembah.

" Jika kau benar-benar tuhan, maka tunjukkanlah kekuasaanmu ! "kata nabi Musa. Beliau sangat geram sebab Fir'aun tidak mau mengakui kenabiannya.

" Baiklah. Wahai rakyatku apakah kau membenarkan ocehan Musa. Jika tidak, maka bersujudlah kepadaku, "teriak Fir'aun memperingatkan rakyatnya. Rakyat yang takut terhadap kekejaman Fir'aun segera bersujud.

" Apalagi yang kau inginkan dengan kekuasaanku ? "tanya Fir'aun setelah semua rakyatnya bersujud kepadanya.

" Jika kau benar-benar tuhan, aku ingin kau menerbitkan matahari dari barat dan tenggelam di sebelah timur, "kata nabi Musa. Fir'aun hanya tertegun mendengar permintaan nabi Musa. Mana mungkin dapat memenuhi permintaan itu, pikirannya dalam hati.

Rakyat yang mendengar permintaan nabi Musa pun ikut berpikir. Sungguh mereka tidak menduga jika nabi Musa dapat memenangkan perdebatan itu dengan rnudah. Mereka menyadari bahwa selama ini mata hatinya tertutup debu dosa. Memikir sampai di situ akhirnya rakyat yang mengikuti ajaran Musa dan membenarkan kenabiannya semakin banyak. Tentu saja hal ini membuat Fir'aun marah. Dengan perasaan malu, berteriak memberi peringatan pada rakyat siapa saja yang tunduk pada nabi Musa.

Namun teriakan itu hanya disambut dengan teriakan-teriakan yang mengejek dirinya sendiri. Sedikit demi sedikit rakyatpun meninggalkan alun-alun. Fir'aun hanya dapat memandang mereka tanpa bisa berbuat apa-apa. la tertegun sampai rakyat yang tadinya memadati alun-alun keluar semuanya.

"Wahai pengawal, ayo kita kejar Musa dan orang-orang bodoh itu, "teriak Fir'aun begitu tersadar. Dengan serta merta mereka mengejar Musa dan pengikutnya.

Namun Musa bersama pengikutnya sudah jauh meninggalkan alun-alun. Meskipun demikian pasukan Fir'aun tidak putus asa. Mereka yakin akan dapat mengejar nabi Musa. Sebab mereka berkuda sedangkan Musa hanya berjalan kaki.

Keyakinan itu menjadi kenyataan sebab tidak berapa lama setelah pengejaran dilakukan tampaklah kelompok nabi Musa di depan mereka. Raja Fir'aun sangat senang melihat hal ini. Dalam hatinya berjanji akan membunuh Musa jika tidak menyembah dan tunduk padanya.

5. Azab Allah Pada Bala tentara Fir'aun
Ketika mereka mengetahui dan melihat pengikut nabi Musa, maka semakin dipacu kuda-kudanya. Dengan perasaan bangga Fir'aun mengajak pasukannya agar cepat menyusul nabi Musa dan pengikutnya. Sementara itu pengikut nabi Musa merasa cemas sebab dari kejauhan sudah tampak pasukan kerajaan mengejar dibelakangnya

Semakin lama bala tentara Fir'aun semakin dekat. Kegelisahan pangikut nabi Musa semakin memuncak sebab di depan mereka terbentang laut Merah yang menghalang.

" Wahai Musa, kemana lagi kita akan menghindar. Lihatlah pasukan Fir'aun dibelakang kita dan laut Merah membentang di hadapan, "teriak pengikut meminta pertimbangan nabi Musa.

"Tenanglah saudaraku, yakinlah bahwa Allah akan membantu kita, "kata nabi Musa berusaha menghibur. Setelah mereka berada di tepi pantai, maka nabi Musa memukulkan tongkalnya ke air laut itu.

Dengan kekuasaan Allah, maka laut itu menjadi daratan. Dan airnya terbelah sehingga dibagian kiri dan kanan jalan itu menyerupai dinding air. Dengan penuh keyakinan pengikut nabi Musa melangkah dan melewatinya. Mereka berlari sambil mengucapkan pujian kepada Allah. Sehingga mereka tiba di seberang lautan dengan selamat.

Lain halnya dengan pasukan Fir'aun. Mereka tidak menghiraukan pada jalan "ajaib" itu. Mereka hanya memikirkan menangkap nabi Musa dan pengikutnya, sehingga tetap mengejarnya.

Begitu nabi Musa dan pengikutnya berada di seberang sedangkan pasukan Fir'aun masih ditengah perjalanan (ditengah laut), nabi Musa memukulkan tongkatnya kembali, Sungguh luar biasa, sebab dalam waktu singkat daratan itu kembali menjadi lautan. Dengan demikian Fir'aun dan pasukannya tenggelam di tengah lautan.
Menurut sebuah riwayat kuda Fir'aun sebenarnya tidak mau menjejakkan kakinya pada jalan "ajaib" itu. Namun Allah mengutus malaikat untuk mengendarai kuda betina sehingga ikutlah kuda Fir'aun.

6. Patung Samiri
Setelah mereka selamat dari pengejaran Fir'aun, maka Musa mendapat wahyu untuk kembali lagi ke Mesir. Sebab rakyat Mesir sudah berada dalam jalan kesesatan. Nabi Musa meninggalkan
  mereka karena mendapat wahyu Allah untuk menyempurnakan kerasulannya sekaligus menerima sebuah kitab yang dapat dijadikan pegangan hidup. Kitab itu adalah Taurat.

Namun sebelum meninggalkan pengikutnya, ia berpesan pada Harun agar menjaga dan selalu beribadah kepada Allah. Nabi Harun yang mendapat tugas itu menyatakan kesediaannya. Maka Musapun meninggalkan mereka dengan hati yang tenang.

Nabi Musa berjanji akan kembali setelah menerima kitab dan ajaran dari Allah. Nabi Musa memperkirakan 40 hari lamanya.

Namun apa yang terjadi sepeninggal nabi Musa. Pengikutnya tidak lagi mendengarkan seruan nabi Harun. Mereka telah menjadi murtad. Sebab mereka tidak menyembah Allah, melainkan patung sapi dari emas.
Patung itu diberi nama "samiri" sebab yang menciptakan adalah seorang yang bernama Samiri. Patung itu disembah dan dipuja. Melihat hal ini nabi Harun tidak bisa tinggal diam. la mengancam akan melaporkan pada nabi Musa jika sudah datang. Namun ancaman itu tidak digubris sama sekali.

Pengikut nabi Musa yakin bahwa sesembahan mereka adalah penjelmaan Allah. Sebab patung itu bisa bersuara. Selain itu Samiri juga mengatakan bahwa patung itu adalah sesembahan Musa juga. Sungguh hal ini tidak masuk akal.

Menurut riwayat patung itu bisa bicara karena didalamnya telah dimasuki segumpal tanah bekas kaki Jibril di pinggir laut, manakala menghalau kuda fir'aun yang tak mu berjalan.

Nabi Harun yang mengetahui perbuatan itu memberi nasehat agar segera meninggalkannya. Namun nabi Harun semakin dimusuhi mereka. Bahkan mengatakan Harun tidak mengakui adanya penjelmaan Allah.
Perbuatan itu berlangsung hingga nabi Musa datang. Betapa kagetnya ia begitu melihat kaumnya telah berubah haluan. Mereka telah menyembah patung anak sapi. Dengan langkah panjang dan perasaan marah ia mendatangi nabi Harun.

" Hai Harun, apa yang telah menghalangi kamu ketika melihat mereka telah sesat ? "tanya nabi Musa sambil memegang janggut nabi Harun.

" Wahai anak saudara ibuku, sesungguhnya aku telah melarang Samiri menyembah patung itu. Namun mereka tidak mengindahkan, kata nabi Harun menjelaskan.

Nabi Musa yang masih diliputi perasaan marah mendatangi Samiri.

" Apakah yang mendorong kau membuat patung sapi, hai Samiri ? "tanya nabi Musa dalam keadaan marah.
"Aku mengetahui sesuatu yang merasa tidak mengetahuinya. Dan aku mengetahui jejak Jibril, lalu aku mengambilnya dan memasukkan ke dalam patung itu sehingga bisa bersuara, "kata Samiri menjelaskan. Mendengar penuturan itu nabi Musa semakin marah. Dengan cepat ia hendak memukul Samiri namun tidak dilakukannya.

Nabi Musa akhirnya mengusir Samiri beserta penyembah patung lainnya. Demikianlah sepak terjang nabi Musa dalam menegakkan agama Allah.

Dalam Al Qur'an surat Al Baqoroh ayat 54 telah diterangkan kemarahan nabi Musa kepada Samiri. 
Artinya:
Ketika nabi Musa berkata pada kaumnya, hai kaumku ! Sesungguhnya engkau telah berbuat aniaya pada dirimu sendiri. Oleh karena itu kamu menjadikan anak lembu menjadi tuhan. Maka tobatlah kamu kepada Allah yang menjadikan kamu. Dan bunuhlah dirimu ! Demikian lebih baik bagimu, pada pandangan Tuhan yang menjadikan kamu. Maka diterimalah tobat kamu. Karena ia penerima tobat lagi penyayang.

7. Umat Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan
Umat nabi Musa termasuk umat yang keras kepala, sebab hatinya telah tertutup debu kekufuran yang telah diajarkan Fir'aun. Sifat inilah yang senantiasa diwaspadai nabi Musa. Sebab itu tidak mudah dihilangkan.
Benar saja, sebab mereka (kaum Musa) mau bertobat sungguh-sungguh asalkan sebelumnya diperlihatkan padanya ujud Tuhan. Sungguh permintaan orang-orang kafir. Meskipun demikian nabi Musa menuruti permintaan itu.

Kemudian diajaklah oleh nabi Musa orang-orang itu pada sebuah gunung. Mereka disuruh menunggu beberapa saat lagi. Mereka mengikuti ucapan nabi Musa. Setelah itu nabi Musa berdoa pada Allah.
Tidak berapa lama kemudian datanglah halilintar yang menyambar orang-orang itu. Karena mereka tidak menyangka akan terjadi seperti itu akibatnya tidak ada yang sadarkan diri. Jangankan melihat ujud Allah, sedangkan melihat halilintar saja tidak sanggup.

Permintaan itu telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 55 sampai 56. Artinya :

Ingatlah ketika Bani Israil berkata: "Hai Musa, kami takkan percaya kepada engkau sebelum kami melihat Allah itu secara terang-terangan (dengan mata kepala sendiri). Maka halilintarlah yang datang menyambar kamu. Sedang kamu tidak melihatnya, hingga mati semua. (Al Baqarah : 55)
Kemudian Kami hidupkan kamu sesudah mati, mudah-mudahan kamu bersyukur kepada Kami. (Al Baqarah : 56)

8. Nabi Musa Berguru Pada Nabi Khidir
Kisah ini disebabkan nabi Musa menjawab pertanyaan kaumnya dengan tidak dipikir dahulu. Waktu itu ada seorang yang bertanya siapa diantara manusia paling pandai. Kemudian tanpa pikir panjang nabi Musa menjawab dirinyalah yang terpandai.

Sesudah mengatakan demikian, nabi Musa mendapat peringatan dari Allah atas jawaban itu. Allah menunjukkan masih ada hambanya yang lebih pandai. Dialah nabi Khidir. Kemudian Allah menunjukkan tempat tinggal nabi Khidir, maka berangkatlah nabi Musa untuk menemuinya sekaligus berguru padanya.

Allah menunjukkan arah tempat tinggal nabi Khidir, yakni diantara dua lautan. Untuk menentukannya maka nabi Musa harus membawa seekor ikan. Jika ikan itu hilang maka disitulah nabi Khidir berada. Singkat cerita ikan itu lenyap dari tempatnya di saat nabi Musa tertidur. Setelah terbangun maka dicari tempat nabi Khidir. Tidak lama kemudian bertemulah ia dengan nabi Khidir. Nabi Musa menjelaskan maksudnya dengan terus terang. Sekaligus ingin memetik ilmu dari nabi Khidir. Semula nabi Khidir menolak, namun ketika melihat kesungguhan nabi Musa akhirnya diperbolehkan iuga.

Sebelum berangkat meninggalkan tempat itu terlebih dahulu nabi Khidir memberi peringatan pada nabi Musa. Isi persyaratan itu ialah agar nabi Musa menyetujuinya dan berangkatlah mereka. Ujian pertama ialah dengan pecahnya sebuah perahu yang ditumpangi mereka. Perahu itu pecah ketika masih berada di tengah lautan. Sedangkan nabi Khidir yang melakukannya. Nabi Musa bertanya pada nabi Khidir tentang perbuatan itu. Namun nabi Khidir hanya menjawab, bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa kau tidak sabar mengikutiku.

Setelah mereka sampai ditepi pantai, maka nabi Musa mendapat ujian yang kedua. Ketika mereka sampai di sebuah desa, nabi Khidir membunuh seorang bocah. Melihat ini nabi Musa bertanya. Namun jawabannya sama dengan jawaban pertama. Perjalananpun diteruskan hingga mereka di satu negeri Antakia. Keduanya meminta pada orang-orang negeri itu agar diberi makan. Namun semuanya tidak ada yang memberi.

Mereka berjalan terus dan sampailah pada sebuah bangunan yang hampir roboh. Lagi-lagi nabi Khidir melakukan perbuatan yang aneh. la mengajak nabi Musa untuk memperbaiki bangunan tersebut. Setelah bangunan selesai, maka bertanyalah nabi Musa. Disinilah mereka akhirnya berpisah. Namun sebelumnya nabi Khidir menjelaskan perbuatan yang telah dilakukan itu. Nabi Khidir menjelaskan semuanya. Perbuatan yang dilakukan pertama kali ialah tentang perusakan kapal.

Di negeri yang menjadi tujuan itu hiduplah seorang raja yang tama' dan serakah. Jika kapal itu tidak dirusak niscaya raja akan merampasnya. Yang kedua ialah tentang pembunuhan anak kecil. Jika anak itu tidak dibunuh niscaya akan menyeret orang tuanya pada perbuatan kemaksiatan. Sebab orang tua anak itu telah beriman. Dan yang ketiga, aku berkenan memperbaiki bangunan itu meskipun penduduknya tidak menghiraukan kita karena bangunan itu milik anak yatim.

Di dalam rumah itu ada berbagai perhiasan. Jika rumahnya roboh tentu harta itu akan diambil or­ang jahat, "kata nabi Khidir menjelaskan. Kemudian nabi Khidir menyuruh nabi Musa untuk meninggalkannya. Sebab sudah menjadi kesepakatan bersama jika nabi Musa menanyakan suatu perkara akan berpisah.
Maka berpisahlah kedua nabi itu. Demikianlah sedikit berita tentang nabi Musa yang berguru pada nabi khidir. 

Ditulis Oleh : Unknown // 20.33
Kategori:

1 komentar:

  1. Ini cerita nabi harun' atau nabi musa as?!
    Tidak disesuaikan judul. Memang ada makna dan cerita antara nabi khidir as dan nabi musa as. Tetapi nabi harun as yg di judulkan sangat tidak ada kaitannya. Trimqkasih.. coretannya bagus hanya tidak sesuai judul"

    BalasHapus

 
Diberdayakan oleh Blogger.