Saudaraku hamba Allah:
SESUNGGUHNYA KEJADIAN MANUASIA adalah yang paling
sempurna dan istimewa dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk
diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang. Manusia melalui tahap-demi tahap
perjalanan dalam kehidupannya seperti: alam ruh, kelahiran, hidup di dunia,
kematian/ kiamat, hisab, syurga/ neraka dan pertemuan dengan Allah.
Salah satu pertanyaan yang dibutuhkan jawabannya
adalah bagaimana kita manusia menempuh kehidupan ini supaya selamat didunia dan
akhkirat nanti? Tulisan dibawah ini diharapkan memberikan pencerahan bagi kita
untuk mencari jawab pertanyaan tersebut diatas.
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Berjalanlah di atas
Bumi, semoga Allah meredhoi perjalananmu. Sesungguhnya di balik perjalananmu
terdapat masa depan Agama-Nya. Dan janganlah lupa akan diri-Nya selalu bersamamu
di dalam penderitaan dan perjuanganmu. Tegaklah sejajar dengan benteng-Nya,
maju selangkah dari pada langkah apa yang telah datang kepadamu. Sesungguhnya
pahala besar baginya yang berjuang demi-Nya. Maha besar Allah dengan segala
Firman-Nya.”
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Akal dan pikiran
seumpama keledai yang lemah dalam menempuh perjalanan yang jauh, oleh karena
itu tunggangilah seekor kuda yang kuat, sebab dia mampu melakukan perjalanan
yang jauh, dengan syarat engkau harus memakai tali kekang, agar ia tidak dapat
menjatuhkanmu. Begitu pula bagi manusia yang hendak menyelami ilmuNya, jangan
sekali-kali mengandalkan akal ataupun fikirannya, sebab kekuatan akal dan
fikiran sangat terbatas. Gunakanlah hati atau perasaanmu, akan tetapi jangalah
engkau meninggalkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai tali kekang daripada “rasamu”.
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Engkau menyatakan
kerinduan terhadapNya ketika didunia, namun Dia menyatakan kerinduanNya di
Akhirat. Karena jika saja Dia tunjukkan kerinduanNya kepadamu, niscaya kau akan
kehilangan rindumu kepadaNya, padahal perjalananmu masih panjang untuk mencapai
Dia. Dan sesungguhnya kerinduan adalah sebaik-baik kendaraan untuk mencapaiNya
dan barang siapa yang merindukan-Nya berarti ia telah dicintai oleh Allah.”
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Berdekatan dengan-Allah
bukanlah akhir daripada perjalananmu, dan penyaksian akan kenyataan-Nya bukan
jua tempat engkau berhenti, namun bagimu cukuplah menjadikan kedekatan dan
penyaksian terhadap-Nya sebagai permulaan akan terungkapkan kecintaan
kepada-Nya.
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Dia menyertakan
terhadapmu perjalanan yang menempuh tebing-tebing yang terjal dan hendaklah
engkau bersabar dengan itu. Sesungguhnya telah Dia
adakan kepadamu serupa dengan apa yang telah Di adakan kepada hamba-hamba-Nya
sebelum dirimu. Sesungguhnya mereka menjadikan sabar senjata dari keadaan
mereka, begitu pula keselamatan yang terjadi bagimu.”
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Sesungguhnya separuh
pengabdianmu tiada bernilai dihadapan-Nya sebelum engkau mengakui Dia didalam
tiap-tiap perjalanan-mu, namun penilaian-Nya bermula dari pada pandangan-Nya,
dan tiada satupun dalam pekerjaan manusia yang dipandang melainkan sesungguhnya
mengujimu.”
Wahai Saudaraku Hamba-Allah: “Akhir daripada perjalanan jasadmu adalah
kematian, dan akhir perjalanan amal ibadahmu adalah akhirat, sedangkan akhir
daripada perjalananmu sendiri, bersama ZatNya.”
0 komentar:
Posting Komentar