Tak
akan ada umat Kristen yang mau mempercayai bahwa Yesus mempunyai istri dan
keturunan. Karena, mana mungkin Tuhan menikah dan mempunyai anak? Bahkan kita
umat Islampun, akan tercengang tidak percaya bahwa dalam sejarah hidupnya Yesus
pernah kawin dan mempunyai keturunan, karena selama ini kita juga dijejali oleh
cerita kaum Kristen bahwa Yesus adalah Tuhan, maka mustahil seorang Tuhan
menikah bahkan mempunyai anak.
Kita
umat Islam meyakini Yesus (Isa as) adalah seorang manusia, seorang nabi
sebagaimana nabi-nabi yang telah berlalu sebelumnya. Sehingga tidak mustahil
bahwa Yesus menikah dan mempunyai keturunan. Namun sosok Yesus sebagai manusia
yang terlibat dalam sejarah telah dikaburkan sedemikian rupa, sehingga sejarah
asli Yesus benar-benar gelap bagi sebagian besar umat manusia. Yang tinggal adalah
Yesus yang dibungkus dengan pakaian ketuhanan sehingga bagi orang-orang yang
tidak mampu menggunakan akal sehatnya, menganggap Yesus benar-benar sebagai
Tuhan.
Tapi
bagi sebagian manusia yang mau menggunakan akalnya, ketuhanan Yesus menjadi
sumber pertanyaan akal yang tidak pernah berhenti. Mereka-mereka inilah yang
sedikit demi sedikit, menguak misteri sejarah hidup Yesus.
Salah satunya, adalah seorang teolog, pakar Perjanjian
Baru dan Gulungan Laut Mati, Prof. DR. Barbara Tiering, dari Univ. of Sidney
Australia. Setelah melakukan penelitian terhadap gulungan-gulungan Laut Mati (The Dead Sea Scrolls), selama 20 tahun, sampai
kepada kesimpulan bahwa Yesus, beristri, bahkan lebih dari satu, alias
poligami.
Menurut
sang Profesor, dalam sejarah kehidupan Yesus, Yesus pernah kawin bahkan dua
kali. Dan upacara perkawinan Yesus, dapat ditelusuri dalam Perjanjian Baru
sendiri, yaitu dalam Injil Markus-14:3, Yohanes-12:3 dan Lukas-7:37 dan
seterusnya.
Markus-14:3.
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Yohanes-12: 3
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Hubungan
istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, berabad-abad dibantah oleh gereja.
Bahkan Maria Magdalena, difitnah sebagai seorang perempuan pendosa. Lihatlah
Injil Lukas-7:37.
Tapi lanjutkan dengan membaca ayat-38 dari Injil yang
sama: Lukas-7:38
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Seorang
perempuan yang mencurahkan minyak wangi ke kepala, ke kaki, dan menciumi lelaki
tersebut, menurut Profesor Thiering, adalah upacara perkawinan bangsawan
Yahudi. Dalam masyarakat Yahudi, tidak akan pernah ada seorang perempuan pun,
yang ujug-ujug datang mencium seorang lelaki yang bukan muhrimnya karena
perbuatan itu hukumannya adalah hukuman mati.
Yang
perlu dipertegas lagi, Yesus adalah orang Yahudi yang meneruskan ajaran Nabi
Musa as. Berdasarkan tradisi Yahudi, seseorang justru hanya akan diakui sebagai
Rabi dan guru apabila seseorang itu menikah. Diperkuat dengan kenyataan bahwa
orang Yahudi berpegang teguh pada perintah “Beranak cuculah dan bertambah
banyak” (Kej. 1:27) dan pernyataan “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja” (Kej. 2:18) serta tradisi bahwa seorang laki-laki Yahudi pertama-tama
harus mempelajari Taurat (sebagai orang Yahudi Yesus juga mempelajari Taurat)
sedangkan untuk mempelajari Taurat syaratnya adalah menikah.
Siapa Bilang Yesus Hidup Membujang? Oleh: Hj. Irena Handono Pakar Kristologi dan Pendiri Irena Center
Bantahan
Prof. Thiering terhadap klaim gereja yang selama berabad-abad menutupi hubungan
istimewa Yesus dengan Maria Magdalena, didukung oleh penemuan Injil Philip di
daerah Nag Hamadi, Mesir pada tahun 1945.
Dalam Injil Philip ini, disebutkan dengan jelas, “Ada tiga orang yang selalu berjalan bersama Yesus: Maria ibundanya
dan Maria saudara ibunya, dan Magdalena, yang disebut sebagai pasangannya. Dan pasangan
dari Sang Juru Selamat (Saviour) adalah Maria Magdalena. (Dia mencintai) nya,
melebihi cintanya kepada murid-murid yang lain dan sering menciumnya di
mulutnya. Murid-murid yang lain berkata kepadanya: “Kenapa engkau lebih
mencintainya dari pada kami?”. Sang Juru Selamat menjawab dan
berkata: Kenapa aku tidak mencintai kalian seperti mencintai dia?” (59,
6-12; 63, 32- 64, 5)
Selanjutnya
dari hasil penelitian Prof. Thiering, terungkap fakta bahwa acara pernikahan
Yesus dgn Maria Magdalena, diselenggarakan pada hari Jumat tgl 22 September
tahun 30 Masehi. Acara resepsinya diselenggarakan tiga tahun kemudian,
yaitu pada 19 Maret tahun 33 Masehi, jam 12 malam. Besoknya Yesus ditangkap,
dan disalibkan.
Pada
tgl 14 Juni 37 M, jadi 4 tahun setelah penyaliban, lahirlah anak Yesus yang
pertama, yang diberi nama Jesus Justus. Anaknya yg ke-3 lahir pada 10 April 44
M. Namanya tidak diketahui. Anaknya yang ke-2 tidak ada informasi. Perkawinan
Yesus yang kedua berlangsung dengan seorang perempuan yang bernama Lidia.
Kalau
umat Islam, meragukan bahwa Yesus pernah kawin dan punya keturunan, maka
buanglah keraguan itu jauh-jauh, karena Allah SWT berfirman dalam Alquran :
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul
sebelum engkau, dan Kami memberikan istri-istri dan keturunan
kepada mereka. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan
sesuatu ayat (atau mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa
ada Kitab. (Qs.Ar-Ra’d: 38).
Jadi,
siapa bilang Yesus hidup membunjang?
(Tabloid Media Umat)