Tiupan Sangkakala
Allah akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup ‘Shur’
(terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila waktu kehancuran
dunia dan alam semesta (kiamat) telah tiba.
Penjelasan tentang 3 tiupan itu adalah sebagai berikut:
Penjelasan tentang 3 tiupan itu adalah sebagai berikut:
1.Tiupan Pertama, Tiupan Guncangan
Hal pertama yang mengetuk pendengaran penduduk dunia setelah
datangnya tanda-tanda Kiamat kubro adalah nafkhatul faza’ (tiupan
kekagetan) yang mengalir dari tiupan sangkakala. Tidak seorang pun
mendengarnya kecuali mengangkat lehernya untuk mendengar perkara besar
ini. Inilah makna firman-Nya Taala, “Apabila ditiup sangkakala, maka
waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang
kafir lagi tidak mudah.” (QS. Al-Muddatstsir: 8-10).
Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah. Dan mereka semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri.”
(An Naml: 87)
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang dilangit dan di bumi, kecuali siapa-siapa dikehendaki Allah. Dan mereka semua akan datang menghadapnya dengan merendahkan diri.”
(An Naml: 87)
Tiupan yang pertama ini adalah panjang dan menyebabkan keguncangan
dan kepanikan semua yang berada di langit dan di bumi, kecuali
orang-orang yang dikehendaki oleh Allah, yaitu para Nabi dan para
syahid. Tiupan ini akan menggetarkan dan membuat panik semua yang hidup,
sedangkan para Rasul dan Syahid adalah hidup disisi Tuhan mereka, maka
Tuhanpun melindungi mereka dari guncangan tiupan ini.
Tiupan ini akan mengguncangkan bumi seguncang-guncangnya, mendatarkan
gunung dengan bumi selumat-lumatnya, meletuskan gunung-gunung dengan
sangat sehingga menjadi debu yang bertebaran, membuat laut-laut saling
beradu dan mengeluarkan api yang menyala, langit akan pecah secara luar
biasa dan hilanglah hukum grafitasi yang biasa kita kenal,
bintang-bintang berjatuhan, planet-planet saling bertubrukan, bersatulah
matahari dengan bulan dan hilanglah cahaya benda tersebut, setelah itu
keadaan alam semesta kembali seperti sebelum Allah menciptakannya yaitu
hanya berupa kabut dan gas (asap).
Allah berfirman:
”Hai manusia, bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya guncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan ini; lalai lah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah semua kandungan seluruh wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka semua tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat kerasnya.”
(Al Hajj: 1-2)
”Hai manusia, bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya guncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan ini; lalai lah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah semua kandungan seluruh wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka semua tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat kerasnya.”
(Al Hajj: 1-2)
2.Tiupan Kedua, Tiupan Kejutan (Pingsan) dan Kematian
Malaikat Israfil akan diperintahkan oleh Allah untuk meniupkan ‘Shur’
(terompet sangkakala) sebanyak tiga kali tiupan bila kiamat telah tiba.
Setelah tiupan pertama, Allah memerintahakan ‘Shur’ pada kali yang
kedua.
Pada tiupan kedua ini, maka terkejutlah (pingsan) dan matilah semua
makhluk yang berada di langit dan di bumi (termasuk para nabi dan
syahid) kecuali mereka-mereka yang dikehendaki oleh Allah, yaitu:
Jibril, Mikail, Israfil, Izrail dan empat malaikat pembawa Arsy.
Malaikat para pembawa ‘Arsy adalah berjumlah empat malaikat, maka
apabila telah berdiri hari kiamat bergabunglah mereka kepada empat
malaikat yang lain.
Allah berfirman:
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusannya masing-masing).”
(Az Zumar: 68)
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa-siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusannya masing-masing).”
(Az Zumar: 68)
Kemudian Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa
Jibril, Mikail, Israfil dan para malaikat pembawa Arsy yang empat, maka
tidak ada yang tersisa kecuali Allah dan malaikat maut.
Kemudian Allah berkata kepada malaikat maut:
“Wahai malaikat maut, kamu adalah salah satu dari makhluk-makhluk Ku, maka sekarang matilah kamu”, dengan demikian matilah malaikat maut dan tidak ada yang tersisa kecuali Allah Yang Maha Perkasa, Yang Hidup, Yang tidak pernah mati, Yang Awal Yang tidak ada sebelumnya sesuatu apa pun, Yang Akhir Yang tidak ada sesudahnya sesuatu apapun.
Kemudian Allah berkata kepada malaikat maut:
“Wahai malaikat maut, kamu adalah salah satu dari makhluk-makhluk Ku, maka sekarang matilah kamu”, dengan demikian matilah malaikat maut dan tidak ada yang tersisa kecuali Allah Yang Maha Perkasa, Yang Hidup, Yang tidak pernah mati, Yang Awal Yang tidak ada sebelumnya sesuatu apa pun, Yang Akhir Yang tidak ada sesudahnya sesuatu apapun.
Kemudian Allah berkata: “Akulah raja, Akulah Penguasa, Dimanakah
raja-raja bumi? Dimakah para penguasa? Dimanakah orang-orang yang
sombong? Dan untuk siapakah kekuasaan pada hari ini? Maka Dzat menjawab
dengan berkata: “Bagi Allah yang Maha Esa lagi Perkasa.”
Keadaan alam semesta akan tetap seperti diatas selama 40 hari
sebagaimana yang diterangkan oleh hadis shahih yang diriwayatkan oleh
Bukhari Muslim dari Abi Hurairah:
“Antara dua tiupan adalah 40”, orang-orang bertanya: “40 harikah wahai Abu Hurairah?”, ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi: “40 tahunkah?”, Abu Hurairah menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi: “40 bulankah?”, Ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab.”
“Antara dua tiupan adalah 40”, orang-orang bertanya: “40 harikah wahai Abu Hurairah?”, ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi: “40 tahunkah?”, Abu Hurairah menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab”, mereka bertanya lagi: “40 bulankah?”, Ia menjawab: “Saya tidak tahu dan saya enggan untuk menjawab.”
Kemudian setelah itu Allah menurunkan hujan dari langit seperti
gerimis atau bayangan (naungan), yangmana dengannya tumbuhlah semua
jasad makhluk dan sesungguhnya semua manusia akan hancur kembali kecuali
“ekor yang terakhir” (tulang yang ada dipunggung paling bawah),
darinyalah tumbuh tubuh atau jasad dan tersusun kembali.
Setelah sempurna penciptaan tersebut kemudian Allah menghidupkan
Israfil sebagai makhluk yang dihidupkan, kemudian memerintahkan untuk
berseru dengan mengatakan: “wahai tulang-tulang yang hancur, sendi-sendi
yang terputus, bagian-bagian yang terpisah dan rambut-rambut yang
tercabik sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk bersatu kembali
untuk keputusan keadilan..”
(Lihat bab: Hasyiyat Asshary terhadap Tafsir Jalalain, 3:328 pada
ayat 53, surat Yasin, yaitu yang berarti: “Sesungguhnya ia hanyalah
sekali tiupan saja, maka tiba-tiba mereka sudah dihadirkan di hadapan
kami)
3.Tiupan Ketiga, Tiupan Kebangkitan
Pada ‘Shur’ (terompet sangkakala) terdapat lobang-lobang yang banyak
sesuai dengan jumlah roh atau nyawa semua makhluk, maka Israfil pun
meniupnya dan terbanglah semua roh ke jasadnya masing-masing. Arwah kaum
Mukminin akan terbang dengan memancarkan nur (cahaya) sedangkan arwah
kaum kafir akan menimbulkan kegelapan, kemudian Allah berkata: “Demi
kebesaran dan keperkasaanku semua roh harus benar-benar kembali kepada
jasadnya yang dulunya ia huni di dunia”.
Dengan demikian bersemayamlah setiap roh di jasadnya dan setiapnya
akan bangun dari kuburnya masing-masing sedangkan kepalanya masih
bergelimang tanah, dan berkatalah orang-orang kafir: “Inilah adalah hari
yang sulit”, sedangkan orang-orang Mu’min berkata: “Segala puji bagi
Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami”.
Seorang ulama Yahudi datang kepada Nabi dan berkata: “Hai Muhammad
atau hai Abul Qasim! Pada hari kiamat, Allah menggenggam langit dengan
satu jari tangan, bumi dengan satu jari, gunung dan pepohonan dengan
satu jari, air dan tanah dengan satu jari, begitu pula semua makhluk
yang lain dengan satu jari. Kemudian Dia menggoyangkan mereka semua
sambil berfirman: ‘Akulah Raja, Akulah Raja!’” Rasulullah tertawa kagum
mendengar perkataan orang alim itu. Beliau membenarkan keterangan orang
itu, kemudian membacakan ayat: “Dan mereka tidak mengagungkan Allah
dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam
genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.” (Shahih Muslim No. 4992)
0 komentar:
Posting Komentar