Cari Blog Ini

KECEPATAN CAHAYA DALA AL QURAN

Cahaya adalah bagian dari gelombang elektromagnetik sekaligus sebagai materi tercepat di jagat raya ini, dengan kecepatan gerak sebesar 299279.5 km/det yang dalam perhitungan dibulatkan menjadi 300000 km/det. Nilai kecepatan yang diberi simbol c ini telah diukur-dihitung dan ditentukan serta menjadi konsensus Internasional, oleh berbagai institusi berikut: 
- US National Bureau of Standards, c = 299792.4574 + 0.0011 km/det.
- The British National Physical Laboratory, c = 299792.4590 + 0.0008 km/det.
- Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar, dimana “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik”.

Selain beberapa institusi di atas, seorang Fisikawan Muslim dari Mesir yang bernama DR. Mansour Hassab El-Naby menemukan sebuah cara istimewa untuk mengukur kecepatan cahaya ini. Menurut Dr. El-Naby, nilai c tersebut bisa ditentukan/dihitung dengan tepat berdasar informasi dari dokumen yang sangat tua.
Perhitungan ini adalah menggunakan informasi dari kitab suci yang diturunkan 14 abad silam, Al-Quran, kitab suci umat Islam. Dalam Al-Quran dinyatakan:
Dialah (Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu  mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)” (Qs. Yunus:5)
Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar dalam garis edarnya “  (Qs.Al Anbiya’:33).
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs. As Sajadah :  5)

Berdasar ayat-ayat tersebut diatas, terutama ayat yang terakhir (Qs. As Sajadah :5) dapat disimpulkan bahwa jarak yang dicapai Sang Urusan selama satu hari sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun, dan karena satu tahun adalah 12 bulan, maka waktu tersebut menjadi 12000 bulan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai:
c . t = 12000 . L
dimana :
c = kecepatan Sang Urusan
t = waktu selama satu hari
L = panjang rute edar bulan selama satu bulan 
Panjang rute edar bulan selama satu bulan adalah panjang kurva yang dibentuk oleh bulan selama melakukan revolusi pada sistem periode bulan sideris. Periode bulan sebenarnya ada dua jenis, sideris dan sinodis. Berbagai sistem kalender telah diuji, namun sistem kalender bulan sideris menghasilkan nilai c yang persis sama dengan nilai c yang sudah diketahui melalui pengukuran Dua macam sistem kalender bulan tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Sistem sinodis, yang didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi, dimana:
1 hari = 24 jam
1 bulan = 29.53059 hari
2. Sistem sideris, yang didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta, dimana:
1 hari = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik
1 bulan = 27.321661 hari
Ada perbedaan antara periode bulan sideris dan sinodis. Pada periode sinodis, satu bulan penuh adalah 29.5 hari dimana posisi bulan kembali ke posisi semula tepat pada garis lurus antara matahari dan bumi, dan rutenya berupa lingkaran. Sementara pada periode bulan sideris satu bulan penuh ditempuh selama 27.3 hari dan rutenya bukan berupa lingkaran, melainkan berbentuk kurva yang panjangnya L. Nilai L ini secara matematis dapat dituliskan sebagai:
L = v . T 
 
Dimana:
v = kecepatan gerak bulan
T = periode revolusi bulan
= 27.321661 hari
Sudut yang dibentuk oleh revolusi bulan selama satu bulan sideris, adalah:
a =  27.321661 hari / 365.25636 hari x 360º
a =  26.92848º
Gambar
rute_bulan
Sebuah catatan yang perlu diketahui adalah tentang kecepatan bulan (v). Ada dua tipe kecepatan bulan, yaitu: 
1. Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan rumus berikut:
­­ve = 2 . p . R / T 
dimana
R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km
T = periode revolusi bulan = 655.71986 jam
Jadi
ve = 2 x 3.14162 x 384264 km / 655.71986 jam
= 3682.07 km/jam
2. Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Kecepatan ini yang akan diperlukan untuk menentukan perhitungan kecepatan cahaya (sang urusan). Menurut Albert Einstein, kecepatan jenis kedua ini dapat dihitung dengan mengalikan kecepatan jenis pertama dengan Cos a, sehingga secara matematis:
v = ve x Cos a 
Dimana:
a = sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sideris,
= 26.92848º
Selanjutnya dengan mengingat beberapa parameter yang sudah diketahui berikut ini:
L = v . T,
v = ve . Cos a,
ve = 3682.07 km/jam,
a = 26.92848º,
T = 655.71986 jam, dan
t = 86164.0906 det,
maka nilai kecepatan sang urusan akan menjadi:
c.t = 12000 . L
c.t = 12000 . v.T
c.t = 12000 .(ve.Cos a).T
c = 12000.ve.Cos a.T/t
c = 12000 x 3682.07 km/jam x 0.89157 x 655.71986 jam/86164.0906 det
c = 299792.5 km/det
Jadi:
c = 299792.5 km/det
Kita bandingkan c (kecepatan sang urusan) hasil perhitungan ini dengan nilai c (kecepatan cahaya) sebagaimana yang sudah diketahui!
Nilai c hasil perhitungan => c = 299792.5 km/det
Nilai c hasil pengukuran:
1. US National Bureau of Standards, c = 299792.4574 + 0.0011 km/det
2. The British National Physical Laboratory, c = 299792.4590+0.0008 km/det
3. Konferensi ke 17 tentang Ukuran dan Berat Standar “Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299792458 detik”
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran surat ke 32 (As Sajdah) ayat : 1-5:
” Alif Lam Mim. Turunnya kitab ini tanpa keraguan padanya, dari Rabb semesta. Tetapi mengapa mereka mengatakan:”Ia (Muhammad saw) mengada-adakannya”. Sebenarnya ini adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi  peringatan sebelummu; agar mereka mendapat petunjuk Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam periode,kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada -Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?  Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu” 
Kesimpulan:
“Perhitungan ini membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta c hasil pengukuran selama ini dan juga menunjukkan kebenaran Al-Qur’anul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah Sang Pencipta Alam Semesta. Wallahu‘alam bish-showwab”

KEDATANGAN NABI MUHAMMAD SAW DI DALAM BIBEL



Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas ayat-ayat Bible yang meramalkan kedatangan Nabi Muhammad.

Pertama-tama, mari kita mulai dari Abraham (Ibrahim A.S.). Nabi Abraham A.S. (Ibrahim A.S.) adalah nabi yang dikenal oleh umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. Itulah mengapa sebagian orang menjulukinya "Ayah dari 3 kepercayaan Abrahamic." Dan Abraham disebutkan berulang kali di dalam Al-Qur'an dan agamanya disebut sebagai agama yang benar. Jadi agama Abraham (Ibrahim A.S.) dan Abraham sendiri, merupakan suri tauladan yang baik bagi kita sehingga kita lebih bertakwa kepada Tuhan.
Dalam Bible, di dalam Kitab Kejadian disebutkan salah satu kisah tentang Nabi Abraham. Ayatnya adalah:
"Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."(Bible: Kejadian 12:2-3)

Sebuah ayat yang sangat menarik. Sebelum Abraham punya anak, Tuhan berjanji bahwa Dia akan memberkati Abraham (Ibrahim A.S.), memberkati orang-orang yang memberkati Abraham, dan seluruh keluarga di bumi akan diberkati melalui Abraham.
Pertama-tama, lihatlah kehormatan besar yang telah Tuhan berikan kepada kekasih-Nya, Abraham. Sebagaiman Alqur'an juga menyatakan bahwa Abraham adalah Khalif Allah, seperti kekasih Allah S.W.T. Bahkan disebutkan bahwa dialah satu-satunya orang yang benar-benar beriman kepada Tuhan selama dia hidup, meskipun dia sendirian dan tak ada orang lain kecuali istrinya Sarah, saudara sepupunya Luth dan Hagar, dan anaknya.
Ketika Tuhan berfirman tentang "kebesaran", kebesaran tidak berarti hanya dalam jumlah penduduk suatu bangsa. Kebesaran dan keagungan dalam kriteria Tuhan berarti sebuah bangsa yang mematuhi Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya. Inilah yang membuat seseorang menjadi mulia di mata Tuhan. Inilah mengapa Abraham (Ibrahim) begitu terhormat, karena dia begitu patuh kepada Sang Pencipta. Dan inilah mengapa Tuhan memberi kehormatan dan membuatnya mashyur hingga hari ini. Jadi ketika Tuhan berfirman kepada Abraham "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar" itu berarti dia akan membuat bangsa itu besar karena kepatuhan dan ketaatan mereka terhadap Tuhan.
Hal ini menarik karena Tuhan berfirman "engkau akan menjadi berkat” dan “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau." Jadi aku ingin bertanya kepada para pembaca yang beragama Kristen. Siapakah orang-orang yang memberkati Abraham? Salah satu yang muslim ucapkan dalam shalatnya adalah “Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad. Kama shalaita ala Ibrahim wa ala ali Ibrahim. Innaka hamidun majid.” Artinya "Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan kesejahteraan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” 
Jadi lima kali dalam sehari ketika shalat, kami sebagai umat muslim mengirimkan salam kepada Abraham dan keluarga Abraham. Dan Tuhan berfirman bahwa Dia akan memberkati mereka yang memberkati Abraham dalam Kitab Kejadian ayat 12:2-3. Dan kurasa tidak ada umat yang memuji Abraham (Ibrahim A.S.) sebanyak yang muslim lakukan, bahkan ketika kami mendengar dan mengucapkan nama Abraham, setelahnya kami ucapkan Alaihissalam yang berarti "Semoga salam sejahtera senantiasa dilimpahkan Allah kepadanya."

Dan hal ini sangat penting, untuk memahami kejadian ketika istri Abraham melahirkan dua orang anak. Abraham mempunyai dua anak, yang satu adalah Ishmael (Ismail A.S.) dan yang satunya lagi adalah Isaac (Ishaq A.S.). Dan anak pertama Abraham adalah Ishmael (Ismail A.S.) yang berasal dari istrinya, yaitu Hagar (Siti Hajar). Jadi Ishmael adalah anak pertama dari Abraham.

Dan dalam Kitab Kejadian 17:4 difirmankan 
".....Inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."  (Bible: Kejadian 17:4)

Dan dalam Kitab Kejadian 21:13 Tuhan menjanjikan 
"Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman) akan Kuberikan banyak anak cucu supaya mereka menjadi suatu bangsa. Sebab ia anakmu juga." (Bible: Kejadian 21:13)

Mari kita baca lagi Kitab Kejadian 21:13 "Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman)." Budak perempuan itu adalah Hagar (Siti Hajar). Dia adalah seorang budak dari Sarah, dan Sarah memberikan Hagar kepada Abraham untuk dinikahinya. Dari pernikahan itu lahirlah Ishmael. Dan Tuhan berfirman dalam Kitab Kejadian 21:13 "Begitu juga kepada anak budak perempuan (bondwoman) akan Kuberikan banyak anak cucu supaya mereka menjadi suatu bangsa sebab ia anakmu juga." Dan lagi dalam Kitab Kejadian 21:18 
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."  (Bible: Kejadian 21:18)

Dan sudah dikenal bahwa orang Arab adalah saudara Ishmael (Ismail A.S.). Bahkan, Bible menyebut orang-orang Arab sebagai Ishmaelites. Para Ishmaelite adalah orang-orang Arab. Jadi orang Arab adalah sepupu dari Bani Israel. Dan menurut Alqur'an, Ishmael adalah Nabi Tuhan, Abraham bersama Ishmael-lah yang membangun Ka'bah bersama-sama sebagai tempat untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi tampaknya Yesus meramalkan bahwa masa lalu dari Bani Israel, batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, berarti nyatanya Ishmael akan menjadi landasan, seseorang yang menyatukan monoteisme (penyembahan terhadap Tuhan Yang Maha Esa). Karena orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai penyelamat mereka, dengan begitu 10 Perintah Allah berakhir dan diwariskan kepada saudara Ishmael. 

Dan pada zaman Yesus, tampak sangat jelas menurut gospel bahwa para Yahudi mengharapkan 3 orang nabi yang akan datang dan karenanya mereka bertanya kepada Yohanes Pembabtis dalam Kitab Yohanes dalam 1:21
"Apakah kau Kristus?" Apakah kau Elia? Apakah kau nabi itu?" (Bible: Yohanes 1:21)

Jadi sangat jelas 3 nabi yang mereka tanyakan adalah "Sang Messiah, sang Elia yang seharusnya datang lagi, dan sang nabi." Dan tentu Yesus adalah seorang messiah. Yesus juga mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis adalah Elia. Jadi ada satu lagi yang belum datang yaitu "Nabi itu."

Nabi itu merujuk kepada ramalan dalam kitab Ulangan bab 18:18 
"Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik. Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban."   (Bible: Ulangan 18:18)

Dalam ayat di atas, Tuhan berbicara kepada Musa bahwa Dia akan mengirimkan seorang nabi, yang mirip seperti Musa, yang taat pada Tuhan. Bagi orang-orang yang tidak mengikutinya, maka Tuhan akan meminta pertanggung jawaban dari mereka dan Tuhan akan membalas dendam pada orang-orang itu. Jadi sangat jelas "Nabi itu" yang mereka harapkan. Jadi messiah telah datang, Elia telah datang, tapi tinggal satu lagi yang belum datang yaitu "Nabi itu."
Siapa nabi itu yang telah diramalkan di 18:18? Dikatakan bahwa “Dari saudara mereka.” Siapa saudara dari Bani Israel? Kita dapat mengetahuinya dari Kitab Kejadian 16:12 dan juga Kitab Kejadian 25:18. Semua ayat ini mengacu kepada Israelites (Bani Israel) sebagai saudara dari Ishmaelites.

Dan dalam kamus Bahasa Ibrani Bible, dijelaskan bahwa 
saudara " berarti sekumpulan orang yang mengacu pada kerabat dekat dari Israelites (Bani Israel).

Mari kita baca Collins Dictionary of the Bible, ini adalah buku yang sangat menarik. Mari baca apa yang dikatakan di sini 
Sebagai negarawan dan pembuat hukum, Musa-lah yang membangkitkan orang-orang Yahudi. Dia menemukan komunitas orang-orang Semitik yang lemah dan hanya menjadi budak, yang pengetahuan agamanya dalam keadaan bingung. Dia membuat mereka bangkit dan membentuk mereka menjadi bangsa dengan hukum, rasa kebangsaan, dan rasa sebagai orang-orang pilihan Tuhan yang Maha Kuasa. Satu-satunya orang dalam sejarah yang bisa dibandingkan dengan Musa adalah Muhammad. (Collins Dictionary of the Bible)

Pernyataan yang menakjubkan! Satu-satunya orang yang dapat disamakan dengan Musa adalah Muhammad.
Dari saudara dari Israelites, dia akan membangkitkan seorang nabi. Setiap kali Alqur'an memulai surat baru, dimulai dengan ucapan "Bismillahirrahmanirrahim" (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang) dan yang dikatakan Kitab Ulangan 18:18 "Dia akan menyebut nama-Ku, firman yang Kuucapkan, dia akan mengucapkannya." Alqur'an berfirman bahwa Nabi Muhammad tidak pernah bersabda dari hasratnya sendiri, dia tidak berbicara dari pikirannya,  kecuali dari wahyu yang diturunkan Allah, tepat seperti yang telah diramalkan dalam Kitab Ulangan 18:18. 

Tentu saja Yesus tidak seperti Musa. Berikut ini adalah kemiripan antara Muhammad dan Musa:
  1. Yesus terlahir tanpa seorang ayah dan ini merupakan sebuah mukjizat, namun Muhammad dan Musa sama-sama mempunyai ayah. 
  2. Yesus diasuh oleh ibunya, tapi Musa dan Muhammad sudah tak punya ibu sejak masih kecil.
  3. Yesus adalah pengikut dari hukum mosaic, dimana Musa membawa hukum baru dan Muhammad S.A.W. juga membawa hukum yang baru. 
  4. Musa terasing dan Muhammad juga terasing.
  5. Musa merupakan pemimpin dari kaumnya dan juga seorang nabi. Muhammad juga pemimpin dari kaumnya dan seorang nabi. 
  6. Musa merupakan saudara Ishmaelites. Begitu juga Muhammad yang merupakan saudara Ishmaelites.
Jadi ketika kita membandingkan antara Musa dan Muhammad, maka kita tahu bahwa kedua nabi ini begitu mirip. Mereka sama-sama berdakwah bahwa hanya ada satu Tuhan, Tuhan tidak seperti ciptaan-Nya, dan kau seharusnya tunduk pada hukum Tuhan. Inilah yang Musa ajarkan, inilah yang Muhammad ajarkan, dan Yesus juga mengajarkan demikian.

SEBAB NABI ISA KEMBALI KE BUMI

Nabi Muhammad S.A.W. adalah rasul terakhir dengan membawa kitab Al-Qur’an. Jadi mengapa di dalam hadist disebutkan bahwa Yesus (Isa A.S.) akan kembali lagi sebagai rasul? Bukankah itu artinya Nabi Muhammad S.A.W. bukan rasul terakhir?
Jawaban:
Nabi Muhammad S.A.W. adalah rasul terakhir. Dan tidak akan ada kitab baru yang akan diwahyukan setelah Al-Qur'an. Dan kedatangan Yesus (Isa A.S.) yang kedua tidak disebutkan secara gamblang di dalam Al-Qur'an namun disebutkan di dalam hadist. Hadist-hadist tersebut di antaranya adalah:

  1. Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima pemberian harta. (Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Qurthubi.)
  2. Rasulullah bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila Ibnu Maryam turun di antara kalian sedangkan yang menjadi imam (pemimpin) kalian berasal dari kalangan kalian sendiri?” (HR. Bukhari: no. 2296.)
  3. Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Saya mendengar Nabi bersabda: “Akan senantiasa ada di antara umatku satu kelompok yang berperang di atas kebenaran, mereka senantiasa menang hingga hari kiamat.” Beliau bersabda: “Lantas Isa ibnu Maryam turun, maka pemimpin kelompok tersebut berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam kami!’ Maka Isa menjawab, “Tidak, sebagian kalian memimpin sebagian yang lain sebagai penghormatan Allah terhadap umat ini.” (HR. Bukhari: Kitabu ahaditsil anbiya’ no. 3193 dan Muslim: Kitabul iman no. 222, 223, 224.)
Jadi mengapa Yesus harus kembali untuk kedua kalinya?
Pertama-tama, Yesus (Isa A.S.) tidak kembali lagi sebagai seorang rasul. Dia kembali sebagai pengikut Nabi Muhammad S.A.W. Itulah mengapa ketika dia turun dengan menempatkan kedua tangannya pada bahu para malaikat di menara putih Damaskus. Berikut ini hadistnya:

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).

Kemudian dia pergi ke Al-Quds, maka dia akan shalat di belakang pemimpin muslim pada saat itu. Dia kembali sebagai pengikut hukum syariah yang telah diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W. Kemudian Yesus (Nabi Isa A.S.) akan mematahkan kayu-kayu salib, membunuhi semua babi, dan menghapuskan jizyah. Meskipun jizyah merupakan bagian dari syariah, tapi Nabi bersabda bahwa dia akan menghapuskannya.
Kenapa Yesus (Nabi Isa A.S.) harus kembali lagi? Alasannya karena agama Yahudi dan Kristen. Terlebih lagi dalam sudut pandang Yudaisme. Singkatnya, tidak ada seorang Yahudi pun yang menerima Yesus sebagai messiah. Salah satu alasannya adalah, jika Kristen mengaku-ngaku bahwa Yesus (Isa A.S.) telah terbunuh dan disalib, maka hal itu cukup bagi para Yahudi karena Yesus (Isa A.S. ) pastinya bukan messiah.
Karena para Yahudi tahu dari kitab suci mereka dan Tuhan telah bernubuat kepada mereka, bahwasanya sang messiah akan datang dan mendirikan kerajaan Tuhan di muka bumi. Itu artinya dia akan mendirikan hukum syariah yang berasal dari Tuhan, dan dia akan berseru agar umat manusia di seluruh muka bumi menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Dan kita sebagai umat muslim juga percaya bahwa Yesus akan kembali lagi ke bumi. Kemudian dia akan memerintah di bumi sebagai penguasa yang adil selama 40 tahun dan tidak akan ada agama lain kecuali agama Islam. Jadi itulah mengapa Yesus harus kembali untuk memenuhi ramalannya yang diberikan kepada umat Yahudi dan Tuhan tidak pernah melanggar janji-Nya.

Karena pada masa kerasulan Yesus (Isa A.S.), dia ingin dibunuh dan disalib oleh orang-orang, maka Allah mengangkatnya. Jadi Yesus tidak terbunuh dan dia tidak disalib karena dialah sang messiah.

PROSES PEMBENTUKAN HUJAN




Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. QS Al-Hijr ayat 22
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam pembentukan hujan.

Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.
Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.
Pembentukan Hujan
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, “bahan baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. QS Ar-Ruum ayat 48
Tiga Tahapan
Tahap 1 : “Dialah yang mengirim angin,…”
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.
Tahap 2 : “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
Tahap 3 : “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ 
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. QS An-Nuur ayat 43
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan, adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Pergerakan awan oleh angin
Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh angin.
Tahap 2 : Pembentukan awan yang lebih besar
Kemudian awan-awan kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar
Tahap 3 : Pembentukan awan yang bertumpang tindih
Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
Kadar Hujan
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut ;
وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا ۚ كَذَٰلِكَ تُخْرَجُونَ
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). Qs Az Zukhruf ayat 11
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut “ukuran atau kadar” tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan berjumlah “tetap” yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini dinyatakan dalam Al Qur’an dengan menggunakan istilah “menurunkan air dari langit menurut kadar”. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini,.
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.(hy/islamanswered)

SIAPAKAH MALAIKAT JIBRIL?

Jibril, adalah Malaikat Allah yang tugasnya menyampaikan wahyu dan juga malaikat pembawa rezeki. Malaikat Jibril adalah salah satu nama di antara tiga nama malaikat yang di sebut dalam Al Quran. Nama malaikat Jibril di sebut dua kali dalam Al Quran, yakni pada surat Al - Baqarah ayat 97 - 98 dan At Tahrim pada ayat 4. Banyak julukan yang tersemat pada malaikat Jibril, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus ( Roh Kudus ), Ar - Ruh Al - Amin dan lainnya. Beginilah bentuk fisik malaikat Jibril :

Bentuk fisik Ruhul’qudus, ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi Muhammad kala beliau mendapat wahyu kali ke dua dan nabi menuntut untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan Tuhan dari langit dalam rupa yang asli atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Jibril tanpa rupa samar sebagaimana di berkali - kali sang utusan ( ruhul’qudus ) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.
Ruhul’Qudus tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masyrik dan maghrib, ( barat - timur ) sayap dan busana kebesarannya putih laksana mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya ( Al Quran ) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa ( kitab - kitab ) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat - malaikat - Nya, rasul - rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang - orang kafir ".
Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al Qur an ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. Surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan - utusan ( untuk mengurus berbagai macam urusan ) yang mempunyai sayap, masing - masing ( ada yang ) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan - Nya apa yang dikehendaki - Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" ( Faathir 35:1 )
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-’Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, bahkan Muhammad sendiri pun disebutkan secara jelas hanya mampu melihat wujud asli dari malaikat Jibril sebanyak dua kali. Dikatakan bahwa Muhammad telah melihat wujud asli dari Malaikat Jibril yang memiliki sayap sebanyak 600 sayap.
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu ( dalam rupanya yang asli ) pada waktu yang lain" ( An-Najm 53:13 ).
Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT, Jibril berkata : "Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh".

LAUH AL- MAHFUDZ

Lauh al-Mahfudz dianggap wilayah rahasia yang hanya bisa diakses oleh para malaikat utama atau hamba Tuhan lainnya yang dianggap layak.
Lauh al-Mahfudz belum banyak dibahas orang. Kitab-kitab tafsir pun tidak menguraikan panjang lebar apa itu Lauh al-Mahfudz.

Dalam literatur yang ada Lauh al-Mahfudz biasa diartikan dengan sebuah kitab atau peranti keras raksasa yang menyimpan seluruh data atau cetak biru terhadap segala peristiwa yang terjadi dari zaman azali sampai kiamat.

Dikatakan dalam hadis bahwa tidak jatuh sehelai daun melainkan sudah tercatat di dalam kitab itu. Lauh al-Mahfudz (QS al-Buruj/85: 22) sering disinonimkan dengan Umm al-Kitab (QS ar-Ra'd [13]:39), Kitab Maknun (QS al-Waaqi'ah [56]:77), dan Kitab al-Mubin (QS al-An'aam [6]:59).

Lauh al-Mahfudz dianggap wilayah rahasia yang hanya bisa diakses oleh para malaikat utama atau hamba Tuhan lainnya yang dianggap layak. Lauh al-Mahfudz dianggap gudang rahasia, karena itu kalangan jin dari golongan setan berusaha mencuri informasi itu untuk berbagai kepentingan memainkan akidah manusia.

Para malaikat penjaga Lauh al-Mahfudz sangat disiplin berjaga di sekitarnya. Jika ada setan yang berusaha mencuri berita, maka malaikat  penjaga Lauh Mahfuzh akan melemparkan bintang ke arahnya, sebagaimana disebutkan dalam Alquran:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang-(nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syetan yang terkutuk, kecuali syetan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS al- Hijr [15]:16-18).

Ibnu Arabi menghubungkan antara Lauh Mahfuz dan perkawinan makrokosmos. Seperti yang sering dikatakannya, semua makhluk (al-khalq) diciptakan Tuhan (al-Haq) idealnya berpasang-pasangan, sebagaimana disebutkan, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah”. (QS adz-Dzariyat [51]:49).

Ia mencontohkan, pasangan makrokosmos langit (as-sama') dan bumi (al-ardh), malam (al-lail) dan siang (an-nahar), surga (al-jannah) dan neraka (an-nar), Adam dan Hawa, akal (al-aql) dan jiwa (an-nafs), dan pena /(al-qalam) dan buku/papan tulis (al-lauh).

Pasangan-pasangan ini menunjukkan adanya interaksi secara fungsional satu sama lain. Ia mencontohkan fungsi interaktif tersebut dengan yang dan yin dalam tradisi Taoisme. Pasangan-pasangan tersebut satu yang bersifat aktif (yang) dan yang lainnya bersifat reseptif (yin).

 
Diberdayakan oleh Blogger.