Cari Blog Ini

Allah Dan Diri

  Bismillahirohmanirohim.

@Diri: ALLAH, sedang apakah diri MU?

@ALLAH: Ah, hanya mengikutimu

@Diri: Kenapa engkau ikuti aku ya ALLAH?

@ALLAH: karena kamu tidak akan berdaya tanpaku.

@Diri: Lha, bukan sebaliknya, jika tanpaku, maka tiadalah diriMU?

@ALLAH: betul…namun jika AKU tiada, apakah ada dirimu?

@Diri: ya tentu ada!!!!

@ALLAH: haaa konyol!!! Pinter tapi BODOH!!

@Diri: lha kenapa ALLAH? Jelas kan! Jika eksistensi diri ini tiada, maka tidak ada yang mengenalMU ALLAH, maka KAU jelaslah butuh diriku???

@ALLAH: haaaa Tambah bodohmu itu, lihat ucapanmu tadi, tanpa dirimu maka AKU tiada, seandainya AKU tiada, bergantung pada siapakah dirimu????

@Diri: ya, bergantung pada diriku sendiri!!!

@ALLAH: Lalu diri bersandar pada apa???

@Diri: ya, diri bersandar dengan sendirinya!!

@ALLAH: Ngacooo, ketika sudah bicara diri, maka kamu bingung menentukan sandaranmu, kau butuh makan, minum, tidur, senang, susah, dan apapun itu, berarti dirimu perlu sandaran; hanya saja kamu tidak tahu dirimu bersandar kemana, pada siapa, dan pada apa??? Betulll??????

@Diri:  jadi kemanakah diri ini bersandar??

@ALLAH: jika kamu tidak merasa bersandar pada KU, tak apalah, untuk panduan, sekarang kita cari kemana dirimu bersandar. Jika kamu tidak tahu kemana dirimu bersandar? maka kamu bersandar pada ketidak tahuan, yang namanya belum tahu, berarti dianggap tiada bagi dirimu, maka dirimu bingung mengatakan untuk bersandar pada siapa, kemana, dan pada apa??? betulllll????

@Diri: ya, ya ya ya,…..boleh juga tuh

@ALLAH; nah sekarang, klo kamu tidak tahu kemana bersandar, maka dirimu harus mulai mengenal ketiadaan itu. Menurutmu, Jika dirimu tidak ada, maka diriku tidak ada, tetapi jika AKU ada, maka dirimu tetap ada. Berarti aku adalah ada dan tiada??? betul????

@Diri: maksudnya???

@ALLAH: Dasar bodoh!!! Aku ada ketika dirimu ada, dan aku tiada pula ketika dirimu tiada; berarti aku ada dan tiada??? betulll???

@Diri: ya ya ya, setuju lah…

@ALLAH: nah sedangkan menurut kamu, kamu akan ada walau aku tiada, berarti kamu itu akan tetap ada bukan???

@Diri: ya bisa aja tidak ada…

@ALLAH: lha,klo tiada, berarti kamu masih bersandar bukan?

@Diri: iya ya, jadi aku tiada jika bersandar pada sesuatu, bukan begitu ALLAH???

@ALLAH: ya, maka ketika kamu tiada dan ada, dirimupun bersandar pada sesuatu, setuju???

@Diri: oke lah kalo begitu, tp bersandar pada siapa dong kalo begitu???

@ALLAH: Bersandar pada ada dan tiada!!!!

@Diri: lho, kok bisa begitu?

@ALLAH: Lha, AKU kan menerima ujaranmu itu, dan membenarkannya. Tapi ujung2nya dirimulah yang bersandar pada KU? Karena AKU lah yang ada dan tiada, betulll???

@Diri: lha kenapa ALLAH bisa begitu, pa bedanya denganMU?

@ALLAH: serupa tapi tak sama; dirimu yg hidup, berarti perlu hidup. Dirimu yang merasa, berarti perlu rasa, dirimu yang bersifat, berarti kamu butuh sifat, dirimu yang bekerja, berarti kamu butuh pekerjaan, dirimu yang bernama, berarti kamu perlu nama. Sedangkan AKU jika bergantung padamu, maka apa yang akan kau berikan padaKU??? Cukuplah kau cari kemana sandaranmu itu!!!!!BODOH!!!

@Diri: (garuk2 antara ngerti dan tidak mengerti).

SEMUA KEMBALI KEPADA ALLAH

Inna lillahi wa inna illaihi roji’un…
Sesungguhnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah…
Pengertiannya kita pernah berjumpa dengan DIA di kondisi suci
yaitu dalam bentuk jiwa yang berisi iman yang sempurna(ma’rifat).
Di sana tidak ada ajaran agama, yang ada hanya iman…
Bagaimana iman kita saat menghadap DIA dalam shalat, merasakankah adanya DIA?
Banyak orang yang pengetahuan Islamnya sempurna tapi pemahaman imannya masih kurang…
Apakah yang dinilai oleh Allah, agama atau iman seseorang?
Agama dapat direkayasa oleh akal manusia tetapi iman tidak dapat direkayasa,
karena iman merupakan kebenaran yang hakiki yang dapat diterima oleh Nur Muhammad dalam Qolbu setiap Manusia.
sehingga setiap Allah menegur hambanya selalu firmannya berbunyi :”hai orang – orang yang beriman”… Tidak ada teguran :”hai orang – orang Islam”,
walaupun Islam telah dijadikan sebagai agama yang sempurna..
Iman diberikan oleh Allah ke dalam Bathin setiap “jiwa” manusia,pada saat manusia belum dibungkus oleh “jasad”
yang terdiri dari : Bulu, Kulit, Daging, Urat, Darah, Tulang dan Sumsum.
Islam diajarkan oleh Allah melalui peraturan dan ketentuan yang dipahami dan diterima oleh akal manusia.
Kaji dan tafsirkan Wahyu yang pertama kali diturunkan Surat ‘Alaq ayat 1 – 5 :
1. Iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq.
2. Khalaqal insaana min ‘alaq.(Yang telah menciptakan “manusia” dari segumpulan darah).
3. Iqra’ wa rabbukal akram.
4. Alladzi ‘allamma bilqalam.
5. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.(Yang telah memberi tahu “manusia” apa – apa yang belum diketahuinya)
Penjelasan ayat kedua :
yang dimaksud dengan manusia di ayat tersebut adalah manusia idhofi
atau manusia yang lemah, yang sering berkeluh kesah.
Penjelasan ayat kelima :
yang dimaksud dengan manusia di ayat kelima adalah manusia hakiki
atau manusia yang sempurna yaitu jiwa.
Rangkuman
Jadi untuk menjalin hubungan kepada Allah(shalatullah) pertama – tama wajib menyempurnakan
iman yang ada dalam jiwa setiap manusia, yang ditunjang oleh pengetahuan islamnya.
Di dalam diri setiap manusia ada empat esensi yaitu jasad,jasad halus,roh kasar,rohani halus (ruhul qudus)...
Semua manusia mau agama manapun pada saat meninggal Ruhul Qudusnya semua kembali kepada Allah,tapi ada yang tidak akan kembali alias tertinggal di dalam tanah/kuburan menerima penyiksaan,yaitu JIWA.....,bagaimanakah agar supaya JIWA ini di angkat atau ikut serta bersama Ruhul Qudus sehingga dia tidak merasakan pedihnya siksa kubur?Inilah satu pembelajaran para Arifbillah selama ini,yang di tempuh dengan jalan THOREQAH.
Untuk Penjesannya konsultasikan ke Mursyid Anda masing-masing ...!!!

 
Diberdayakan oleh Blogger.