Cari Blog Ini

Mengendalikan Perasaan

03042011053Ketika engkau mendapatkan kebahagiaan atau keberuntungan yang luar biasa,tentu hatimu bergelora karena gembira.Ketika engkau tertimpa musibah yang tidak menyenangkan,maka hatimu pun merasa dingin dan bergejolak sedih.Gembira dan sedih adalah dua perasaan yang dimiliki setiap orang.Perasaan yang saling bertolak belakang.Saya menamakan sebagai emosi.

Sebagai seorang muslim yang arif,hendaknya engkau mampu mengendalikan perasaan.Artinya,ketika mendapatkan kebahagiaan janganlah bergembira secara berlebih-lebihan.Jika ditimpa musibah jangan terlalu larut dalam kesedihan.Ingatlah Rasulullah pernah bersabda demikian,"Aku membenci dua suara bodoh dan ceroboh,yaitu dia melantunkan lolongan kleras ketika mendapatkan kenikmatan dan melolong keras ketika mendapat musibah".

Allah swt berfirman dalam QS.Al-Hadid 23 yang artinya:"(kami jelaskan yang demikian itu)agar kamu jangan duka cita terhadap apa yang lepas darimu,dan agar kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri".

Ukuran kesabaran adalah ketika engkau mendapat musibah atau mendengarkan kabar yang tidak menyenangkan,namun engkau tetap tenag.Ini berarti engkau mampu menguasai perasaanmu.Karena itu Rasulullah saw.bersabda,"sesungguhnya kesabaran itu ketika guncangan pada kali pertama".

Barangsiapa yang dapat mengontrol perasaanya ketika musibah menakutkan datang menimpanya,atau kenikmatan(kebahagiaan)menghanyutkan jiwa,maka dirinya berhak mendapatkan ketenangan hati,kedudukan yang tinggi,dan mencapai kebahagiaan.Hingga pada akhirnya dapat menikmati semua itu.

Allah swt.menggambarkan karakter orang sombong.Sesungguhnya orang sombong merasa bersedih hati manakala mendapatkan sedikit saja musibah.Namun jika mendapatkan kenikmatan,dia menjadi terlena dan bergembira secara berlebih-lebihan.Dan inilah kebanyakan sifat manusia.

Oleh karena itu,jika engkau merasa beriman hendaknya ikhlas dan sabar ketika mendapat musibah.Jika mendapatkan kenikmatan hendaknya jangan lupa diri,tetapi bersyukurlah kepada Yang Memberi.

Sesungguhnya gejolak perasaan yang menggelora ketika berhadapan dengan sesuatu menyebabkan seseorang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.Perasaan seperti ini mendorong tubuh gemetar,jantung berdegup,perasaanya diliputi oleh amarah yang tidak terkendalikan sehingga terlena melampaui batas.Akhirnya cenderung untuk berbuat di luar batas kewajaran dan dzalim.

Pada saat kondisi seperti itu,jika dirimu mendapatkan kenikmatan dan kesenangan,tentu menjadi sangat gembira dan lupa diri.Didalam kebahagiaan,engkau merasa tidak sadar berbuat aniaya terhadap diri sendiri.Atau,dengan mudahnya mengusir orang lain,mencela,melupakan kebaikannya dan menghapus kemuliaannya.Jika engkau cinta kepada seseorang,engkau akan berlebih-lebihan dalam memberikan penghormatan dan pujian.Diungkapkan dalam sebuah hadis,"Cintailah kekasihmu sewajarnya saja dan jangan berlebih-lebihan.Mungkin bisa jadi satu hari dia akan menjadi orang yang paling kamu benci.Dan bencilah kepada seseorang secara wajar dan jangan berlebihan,karena bisa jadi suatu hari dia akan menjadi kekasihmu yang setia".

Barangsiapa yang mampu mengendalikan perasaan dan membimbing emosinya,dapat menimbang sesuatu dan menjadikannya sesuai kemampuanya,maka dirinya telah mendapat kebenaran dan petunjuk.

Adil merupakan masalah yang mendasar,yang perlu diperhatikan oleh semua orang,Terutama penegak hukum dalam menegahi atau mengadili sesuatu.Islam sendiri ditegakan demi keadilan dan kebenaran.Kebenaran dalam kabar perlu disampaikan dan keadilan dalam hukum perlu diterapkan.semua itu bisa dilakukan apabila dirimu telah terlatih dalam mengendalikan perasaan.

Posting: Santo Aliwu

 
Diberdayakan oleh Blogger.